Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Sebar Rumor, Bursa Asia Dihantui Ketidakjelasaan Negosiasi Dagang China-AS

Trump Sebar Rumor, Bursa Asia Dihantui Ketidakjelasaan Negosiasi Dagang China-AS Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia kompak menguat dalam perdagangan di Jumat (25/4). Pasar cukup optimistis dengan potensi de-eskalasi perang dagang meski belum ada kejelasan dari China dan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Senin (28/4), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Semua indeks utama kompak stabil dan dalam sesi kali ini:

  • Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,32% ke 21.980,74.
  • CSI 300 (China): Naik 0,07% ke 3.786,99.
  • Shanghai Composite (China): Turun 0,07% ke 3.295,06.
  • Nikkei 225 (Jepang): Naik 1,9% ke 35.705,74.
  • Topix (Jepang): Naik 1,37% ke 2.628,03.
  • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,95% ke 2.546,30.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,5% ke 729,69.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan negosiasi dengan Presiden China, Xi Jinping. Ia mengatakan sudah beberapa kali menelpon sosok dari Xi.

Adapun Trump juga menyebut bahwa pihaknya ingin mendorong keterbukaan pasar dari China. Ia mengaku ingin produk negaranya bisa dipasarkan dalam market dari Beijing. Meski demikian, hal tersebut nampaknya tidak akan digubris oleh China.

Namun Kedutaan Besar China di Amerika Serikat kembali membantah kabar negosiasi tarif ini. Pihaknya menegaskan belum ada diskusi semacam itu dan curiga bahwa rumor negosiasi sengaja disebarkan oleh Trump.

Beijing menilai penyebaran rumor ini guna meningkatkan ketidakpastian dalam pasar global. Pihaknya menuntut hal tersebut untuk dihentikan oleh Trump.

Adapun China baru-baru ini juga mengumumkan data perekonomian terbaru mereka, yakni laba perusahaan industri dari China. Data tersebut mencatat pertumbuhan di Kuartal I 2025,

Data Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan laba kumulatif perusahaan industri naik 0,8% menjadi ¥1,5 triliun dalam tiga bulan pertama, dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk bulan Maret saja, laba dalam periode yang sama melonjak 2,6%.

Baca Juga: China Sebut Kebijakan Trump Bakal Membuat Negara Berkembang Sulit Maju

Pertumbuhan kuartal pertama ini tercatat lebih kuat dari ekspektasi, didorong oleh stimulus pemerintah yang meningkatkan konsumsi dan investasi. Meski begitu, tekanan deflasi tetap menghantui akibat perang dagang dengan AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: