Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

FinalisasiPerpanjang Izin Tambang, Freeport Siap Genjot Produksi Emas dan Tembaga hingga 2041

FinalisasiPerpanjang Izin Tambang, Freeport Siap Genjot Produksi Emas dan Tembaga hingga 2041 Kredit Foto: PTFI
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah memfinalisasi proses perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk tambang Grasberg di Papua.

"Terkait dengan perpanjangan IUPK, saat ini masih dalam proses finalisasi," ujar VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati, kepada Warta Ekonomi, Senin (28/4/2025).

Induk usaha PTFI, Freeport-McMoRan Inc. (FCX), dalam laporan kinerja kuartal I-2025 yang dirilis 24 April 2025, menyatakan perusahaan telah memenuhi berbagai persyaratan untuk mengajukan perpanjangan izin operasi di Papua. Permohonan perpanjangan ini direncanakan diajukan pada 2025 guna memperpanjang masa operasi yang saat ini berlaku hingga 2041.

Baca Juga: Freeport Laporkan Penurunan Laba QI 2025, Ini Strategi Bangkitnya

Dalam laporan tersebut, FCX menegaskan bahwa PTFI telah memenuhi sejumlah persyaratan utama pemerintah Indonesia, di antaranya:

  • Kepemilikan domestik di atas 51 persen, dengan pemerintah Indonesia melalui PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) menguasai 51,24 persen saham PTFI.
  • Penyelesaian pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter dan PMR) di Gresik, yang ditargetkan beroperasi penuh pada akhir 2025.
  • Komitmen terhadap eksplorasi tambahan dan peningkatan kapasitas pemurnian sesuai ketentuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pengajuan resmi perpanjangan izin akan dilakukan setelah tercapainya kesepakatan final mengenai pengalihan tambahan 10 persen saham PTFI kepada MIND ID, yang akan berlaku efektif pada 2041. Jika proses ini berjalan sesuai rencana, kepemilikan saham FCX di PTFI akan turun menjadi sekitar 39 persen.

Seiring rencana perpanjangan izin, FCX juga menyoroti sejumlah inisiatif strategis jangka panjang di Indonesia, termasuk penyelesaian smelter baru PTFI di Gresik yang sempat mengalami insiden kebakaran pada Oktober 2024.

Proses start-up smelter dijadwalkan kembali pada kuartal II 2025, dengan target ramp-up penuh pada akhir tahun. Smelter ini akan terintegrasi dengan fasilitas pemurnian logam mulia (PMR) yang diharapkan beroperasi penuh tahun ini.

Baca Juga: Freeport McMoRan Siap Perpanjang Izin Tambang Papua di Atas 2041

Dengan beroperasinya smelter dan PMR, PTFI menargetkan volume penjualan tembaga sebesar 1,6 miliar pon dan emas sebesar 1,6 juta ons sepanjang 2025. Peningkatan kapasitas ini diproyeksikan memperkuat posisi Indonesia di pasar logam strategis dunia.

Selain itu, proyek tambang bawah tanah Kucing Liar menjadi fokus utama PTFI. Proyek ini diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari 7 miliar pon tembaga dan 6 juta ons emas hingga 2041, dengan potensi perluasan lebih lanjut jika perpanjangan izin diperoleh. Investasi untuk proyek ini diperkirakan mencapai sekitar 4 miliar dolar AS dalam tujuh hingga delapan tahun ke depan.

Dalam upaya mendukung dekarbonisasi, PTFI juga tengah membangun fasilitas pembangkit listrik berbasis gas alam senilai 1 miliar dolar AS di kompleks Grasberg. Proyek ini ditargetkan rampung dalam tiga tahun dan diharapkan dapat secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: