
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa secara geopolitik, Indonesia kini dipandang penting oleh Amerika Serikat. Hal itu disampaikan saat Airlangga melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Negeri Paman Sam kepada Presiden Prabowo Subianto di Jakarta, Senin, 28 April 2025.
“Secara geopolitik tentu Indonesia dianggap penting oleh Amerika dan tadi saya lapor Bapak Presiden Bapak Presiden memberikan arahan apa yang kita tawarkan,” ucap Airlangga.
Dalam kunjungan tersebut, Airlangga bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat, seperti perwakilan dari US Trade Representative, Secretary of Commerce, Secretary of Treasury, hingga Direktur National Economic Council.
Baca Juga: Airlangga dan Sri Mulyani Wanti-Wanti Dunia Usaha: Hati-Hati dan Waspada!
Selain itu, ia juga melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Australia Don Farrell, Menteri Perdagangan dan Industri Korea Selatan Mr. Degen An, serta sejumlah perusahaan besar Amerika Serikat di sektor semiconductor seperti Semiconductor Industry Association, United States ASEAN Business Council, United States-Indonesia Society, Asia Group, Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.
Airlangga melaporkan bahwa Amerika Serikat mengapresiasi surat resmi Indonesia yang diajukan pada 7 dan 9 April 2025, yang dinilai komprehensif karena tidak hanya membahas tarif, tetapi juga hambatan non-tarif dan rencana menyeimbangkan neraca perdagangan.
“Apa yang kita tawarkan itu adalah fair and square, mereka neraca perdagangannya sekitar 19, kita berikan lebih dari 19,5. Jual beli langsung 19,5, namun kita juga ada proyek yang kita akan beli dari Amerika,” ujar Airlangga.
Baca Juga: Buka Kartu Soal Negosiasi dengan AS, Ini Kata Airlangga Soal QRIS dan Mangga Dua
Airlangga juga menyampaikan kepada Presiden bahwa Indorama berencana untuk berinvestasi sebesar 2 miliar dolar AS di Louisiana, Amerika Serikat, untuk proyek blue ammonia. Selain itu, Indonesia dan Amerika Serikat turut membahas kerja sama dalam pengelolaan critical mineral serta meminta perlakuan tarif yang resiprokal untuk komoditas ekspor utama Indonesia agar setara dengan negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh, demi menciptakan equal playing field.
Dalam bidang pendidikan dan sains, Indonesia terus mendorong kerja sama yang lebih erat. Airlangga menambahkan bahwa Amerika Serikat melalui USTR telah menugaskan tim khusus untuk berunding dengan Indonesia, dengan kedua pihak menandatangani non-disclosure agreement guna menjaga kerahasiaan proses negosiasi.
Presiden Prabowo, kata Airlangga, memberikan arahan agar seluruh kesepakatan yang ditawarkan harus berlandaskan prinsip win-win solution dan tidak membedakan satu negara dengan negara lain. “Apa yang kita tawarkan adalah apa yang sedang kita lakukan di dalam negeri, terutama deregulasi dan pembentukan satgas khusus,” ujar Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement