- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Harga CPO Melesat! Emiten Sawit TP Rachmat (DSNG) Bukukan Kenaikan Laba 60%
Kredit Foto: Siaran Pers/DSNG
Emiten sawit milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), membukukan laba sebesar Rp367 miliar pada kuartal I 2025, melonjak 60% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lonjakan laba ini tak lepas dari kenaikan pendapatan sebesar 20% YoY atau Rp448 miliar, yang membuat total pendapatan DSNG tembus Rp2,7 triliun. Kontribusi terbesar masih disumbang oleh bisnis kelapa sawit yang berkontribusi 88% dari total pendapatan.
“Kondisi cuaca kering pada kuartal pertama 2024 yang lalu, baik di wilayah Kalimantan Timur yang merupakan wilayah operasional terbesar Perseroan maupun di wilayah Indonesia lainnya, berimbas pada penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS)," ungkap Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo.
"Akibatnya, pasokan CPO, PKO, dan PK juga menurun dan berdampak pada kenaikan harga jual produk kelapa sawit, mengikuti mekanisme supply dan demand. Selain itu, biaya produksi yang juga terkontrol dengan baik berdampak positif terhadap profitabilitas,” sambungnya.
Baca Juga: Dharma Satya (DSNG) Raih Pendapatan Rp10,1 Triliun, Bisnis Sawit Jadi Andalan
Walau dari sisi operasional terjadi penurunan produksi CPO sebesar 8% YoY menjadi 137,6 ribu ton, sejalan dengan turunnya pasokan TBS sebesar 8,7% menjadi 479 ribu ton, tetapi kenaikan harga jual menyeimbangkan kondisi.
Harga jual rata-rata Crude Palm Oil (CPO) naik 27% menjadi Rp14.909/kg. Palm Kernel Oil (PKO) melonjak 108% menjadi Rp27.349/kg, sedangkan Palm Kernel (PK) meningkat 101% menjadi Rp10.814/kg. Alhasil, EBITDA DSNG pada kuartal I 2025 tercatat sebesar Rp861 miliar.
Salah satu faktor penurunan volume TBS adalah minimnya curah hujan dalam 10–12 bulan terakhir. Selain itu, program replanting DSNG juga mempengaruhi hasil produksi karena lebih dari 3.000 hektar pohon sawit telah ditebang hingga akhir kuartal I 2025.
Tak hanya sawit, segmen produk kayu DSNG juga menunjukkan performa menggembirakan. Penjualan produk panel naik 6,3% YoY menjadi Rp171,7 miliar, sedangkan engineered flooring tumbuh 13,5% menjadi Rp76,3 miliar.
Kinerja ini ditopang oleh kenaikan volume penjualan panel sebesar 4,2% dan engineered flooring sebesar 2,8%, ditambah kenaikan harga jual engineered flooring sebesar 10,9% menjadi USD 32,07/m³.
Keberhasilan segmen kayu ini tak lepas dari kemampuan Perseroan dalam memanfaatkan peluang dari pasar-pasar non-tradisional dan situasi ekonomi global yang sedang melemah. Inovasi dan strategi pasar menjadi kunci pertumbuhan.
Baca Juga: Trade War AS-Tiongkok, Industri Sawit Indonesia Dapat Angin Segar
Dari sisi energi terbarukan, DSNG telah mencatat ekspor perdana 10,5 ribu ton wood pellet ke Jepang. Hal ini merupakan bagian dari penerapan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah padat.
Fasilitas produksi wood pellet masih dalam tahap penyelesaian dan ditargetkan beroperasi penuh akhir tahun ini. Di sisi lain, ekspor cangkang kelapa sawit turun cukup signifikan akibat pergeseran jadwal pengiriman ke kuartal selanjutnya, mengikuti dinamika kebutuhan pembangkit listrik di Jepang.
Baca Juga: Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, Ini Bukti Komoditas Kelapa Sawit Nihil Limbah
Baca Juga: Kembali ke Sejarah, Melihat Perkembangan Mutakhir Industri Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia
Secara keseluruhan, total aset DSNG tumbuh 1,3% YoY menjadi Rp17,6 triliun, sementara liabilitas turun 2% YoY berkat pengurangan utang. Ekuitas pun menguat menjadi Rp10,3 triliun atau naik 3,7%, memperlihatkan struktur keuangan yang kian kokoh. Hal ini juga tercermin dari peningkatan peringkat obligasi DSNG oleh Pefindo dari idA menjadi idA+ pada Maret 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement