- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Harga Minyak Global Kembali Turun, Pasar Khawatir Permintaan Turun Gegara Tarif AS
Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Harga minyak turun tajam pada perdagangan di Selasa (29/4). Pasar tengah khawatir dengan prospek dampak perang dagang hingga peningkatan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Dilansir dari Reuters, Rabu (30/4), Brent Crude anjlok 2,4% dan ditutup melemah ke US$64,25/barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) Crude turun 2,6% menjadi US$60,42/barel.
Baca Juga: Pemerintah Target Serap 10.000 Barel Minyak dari Sumur Ilegal, Dibeli 80% dari ICP
dan kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global serta mengurangi permintaan terhadap bahan bakar.
Direktur Perdagangan Energi Mizuho, Bob Yawger mengatakan bahwa pasar tengah khawatir dengan potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi global yang dapat mengurangi permintaan terhadap bahan bakar akibat perang dagang yang terjadi antara China dan Amerika Serikat (AS).
"Perang telah melambat layaknya embargo semi-formal. Setiap hari tanpa kesepakatan dengan mitra dagang utama membawa kita semakin dekat ke situasi kehancuran permintaan global," ujar Yawger.
Baca Juga: Bahlil Angkat Polisi Bintang Dua Aktif untuk Awasi Sumur Minyak Rakyat
Kekhawatiran ini muncul di tengah laporan bahwa defisit perdagangan barang yang melebar ke rekor tertinggi pada bulan Maret di AS. Hal ini disebabkan oleh upaya perusahaan untuk mempercepat impor sebelum tarif besar-besaran diterapkan oleh Trump.
Adapun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) turut mematik kekhawatiran karena dilaporkan akan mengusulkan percepatan peningkatan produksi untuk bulan kedua berturut-turut pada pertemuan Juni 2025.
Baca Juga: Kembali ke Sejarah, Melihat Perkembangan Mutakhir Industri Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Minyak Sawit Merah!
Pasa juga akan menunggu data persediaan minyak dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA). Para analis memperkirakan ada tambahan sekitar 500.000 barel minyak ke dalam persediaan selama pekan yang berakhir 25 April di AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement