Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Libatkan Banyak Pihak, Hasil Negosiasi Tarif Antara RI-AS Bakal Komprehensif

Libatkan Banyak Pihak, Hasil Negosiasi Tarif Antara RI-AS Bakal Komprehensif Kredit Foto: White House
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tim delegasi Indonesia yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertandang ke Amerika Serikat (AS) dalam upaya negosiasi atas kebijakan tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump.

Selama lebih dari sepekan, Airlangga dan tim delegasi Indonesia berhasil melakukan sejumlah pertemuan, mulai dari pertemuan dengan pejabat tinggi AS yakni US Trade Representative, Secretary Commerce, Secretary Treasury, dan Director of National Economic Council, serta beberapa perwakilan negara lain seperti Minister for Trade and Tourism Australia dan Minister of Trade, Industry, and Energy Korea Selatan. 

Baca Juga: Harga Minyak Global Kembali Turun, Pasar Khawatir Permintaan Turun Gegara Tarif AS

Untuk kian menyempurnakan keterlibatan berbagai kalangan dalam proses perundingan, delegasi Indonesia juga melakukan pertemuan dengan pelaku usaha AS seperti Semikonduktor Industry Association, United States-ASEAN Business Council, USINDO, Asia Group, Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.

“Selama di Amerika Serikat, tim delegasi Indonesia ini terus bekerja dengan menjumpai berbagai stakeholders, baik itu dari Pemerintah, asosiasi, maupun pelaku usaha. Dengan keterlibatan seluruh pihak tersebut, maka hasil dari perundingan ini dapat komprehensif,” ungkap Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Rabu (30/4).

Dapatkan Kesempatan Pertama

Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington DC untuk melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS. Kesempatan strategis tersebut mampu diperoleh Indonesia berkat posisinya dalam tatanan kawasan Indo-Pasifik, serta peran dalam beberapa forum multilateral seperti ASEAN, G20, dan APEC. 

Kontribusi penting tersebut telah mendorong Indonesia untuk memperoleh peluang kerja sama dengan AS pada beberapa sektor, seperti investasi dan perdagangan terhadap komoditas unggulan antar kedua negara.

Kedepankan Kepentingan Nasional Dalam Negosiasi

Dalam proses perundingan dan negosiasi, tim delegasi Indonesia terus mengedepankan kepentingan nasional dengan tetap mendorong penguatan hubungan bilateral dengan Amerika Serikat. 

Penawaran yang disampaikan kepada Pemerintah AS juga dirancang untuk mencapai perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square trade). Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia dapat membangun ekonomi dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri.

Penawaran yang disampaikan diantaranya menyeimbangkan neraca perdagangan barang Indonesia-AS senilai USD19,5 miliar, rencana investasi strategis Indonesia di AS seperti perusahaan Indorama yang akan melakukan investasi sebesar USD2 miliar di Lousiana untuk sektor blue ammonia, penyelesaian isu hambatan tarif dan non-tarif, serta peningkatan investasi kedua negara melalui penawaran investasi di Kawasan Ekonomi Khusus dan pemberian insentif dan fasilitas bagi perusahaan AS dan Indonesia.

Respons Positif Pihak Amerika Serikat

Beragam respons positif dari pihak USTR dan Secretary of Commerce memberikan sinyal baik dari upaya negosiasi yang dilakukan delegasi Indonesia. Selain memiliki early mover advantage dalam negosiasi dan dapat menjadi salah satu referensi  bagi AS, Indonesia juga dipandang sebagai negara yang mudah dalam diajak berdialog dan membuka peluang negosiasi yang damai.

Lebih rinci, US Secretary of Treasury Scott Bessent juga menyampaikan apresiasi atas respons cepat yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia segera setelah keluarnya pengumuman kebijakan tarif resiprokal. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: