Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IHSG Berpotensi Tertekan, Pasar Dibayangi Koreksi Wall Street dan Sinyal Perlambatan Ekonomi

IHSG Berpotensi Tertekan, Pasar Dibayangi Koreksi Wall Street dan Sinyal Perlambatan Ekonomi Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mengalami tekanan pada perdagangan hari ini, menyusul koreksi di bursa saham Amerika Serikat (AS) serta rilis data ekonomi domestik yang kurang menggembirakan.

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Rully Wisnubroto, menjelaskan bahwa pelemahan pasar AS dapat berdampak negatif terhadap pergerakan IHSG dalam jangka pendek.

"Dow Jones dan S&P500 kemarin terkoreksi masing-masing sebesar 0,2% dan 0,6% setelah reli selama sembilan hari. Ini bisa menahan laju penguatan IHSG hari ini," ujar Rully, Selasa (6/5/2025).

Baca Juga: IHSG Melesat 4% di April, Tapi Waspadai 'Sell in May'

Sebelumnya, IHSG sempat memperpanjang tren positif dan ditutup menguat tipis 0,2% ke level 6.832,0 pada awal pekan. Namun, penguatan tersebut lebih banyak ditopang oleh sentimen global, terutama dari Wall Street yang sempat mencatatkan kenaikan 8%–9,2% dalam sembilan hari terakhir akibat ekspektasi membaiknya hubungan dagang AS–Tiongkok.

Dari dalam negeri, data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2025 justru menunjukkan sinyal perlambatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) hanya tumbuh 4,87% secara tahunan (yoy), melambat dibandingkan 5,02% pada kuartal sebelumnya.

"Tren pelambatan ekonomi berpotensi berlanjut dalam beberapa kuartal ke depan dan berimbas pada peningkatan pengangguran," kata Rully.

Baca Juga: Trump Sebut Film Asing Mengancam AS, Umumkan Tarif Khusus 100%

Jumlah pengangguran per Februari 2025 tercatat naik sebesar 83 ribu orang menjadi 7,28 juta orang.

Meski tekanan mulai terasa, nilai tukar rupiah kemarin ditutup stabil di level Rp16.435 per dolar AS. Arus modal asing pun tercatat masih masuk, meski tipis, yakni sebesar Rp83,9 miliar.

Adapun saham-saham yang paling banyak diburu investor asing antara lain BBCA, BMRI, ANTM, BBNI, dan BRIS. Sementara itu, saham-saham yang paling banyak dilepas termasuk CUAN, ASII, GOTO, MBMA, dan UNTR.

Dengan kombinasi koreksi global dan lemahnya indikator ekonomi domestik, pasar diperkirakan akan bersikap lebih hati-hati. Tekanan terhadap IHSG bisa meningkat jika kekhawatiran pasar atas prospek pertumbuhan ekonomi semakin besar.

"Sentimen eksternal dan data domestik membuat pasar lebih sensitif. Hari ini investor disarankan untuk mencermati saham-saham berfundamental kuat dan menghindari sektor yang sensitif terhadap perlambatan ekonomi," jelas Rully.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: