Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Merosot, Aset Terpangkas! Surya Fajar Capital (SFAN) Berdarah-darah di 2024

Laba Merosot, Aset Terpangkas! Surya Fajar Capital (SFAN) Berdarah-darah di 2024 Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN) mencatat rugi bersih sebesar Rp52,7 miliar sepanjang 2024.Emiten yang bergerak di sektor jasa keuangan terintegrasi ini membukukan pendapatan sebesar Rp29,5 miliar pada periode yang sama. Total aset perusahaan mengalami koreksi tajam dari Rp324,7 miliar pada 2023 menjadi hanya Rp178,9 miliar pada 2024.

Direktur Utama SFAN, Ivo Rustandi, menyampaikan bahwa perusahaan akan fokus meningkatkan efisiensi biaya dan memperkuat sistem pengawasan internal.

“Fokus kami di 2025 adalah meningkatkan efisiensi biaya dan memperkuat sistem pengawasan internal, sembari terus melakukan ekspansi bisnis,” ujar Ivo dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).

Baca Juga: Pendapatan Nihil, Rugi Makin Lebar! Proyek Batu Bara AIMS Tertahan Izin

Dari sisi operasional, SFAN mencatat sejumlah kemajuan. Melalui unit usaha peer-to-peer lending Indofund, perusahaan menyalurkan dana pinjaman sekitar Rp90 miliar dengan total pengguna lebih dari 20.000. Di sisi lain, platform transaksi saham SFAST berhasil mencatat nilai transaksi sebesar Rp5,68 triliun sepanjang 2024.

SF Sekuritas juga terus melakukan penetrasi pasar melalui pembukaan Galeri Investasi di Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Sementara itu, SF Urun Dana (SFUND) memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan meluncurkan produk pertamanya tahun lalu. Perusahaan juga memperkenalkan layanan reksa dana RencanaKu dan memperkuat basis peminjam mikro untuk meminimalkan risiko kredit.

Baca Juga: Raih Penjualan Rp707 Miliar, Pizza Hut Indonesia (PZZA) Tekan Rugi hingga 99% di Q1 2025

Kondisi ekonomi makro turut memberikan tekanan pada kinerja SFAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat ke level 5,03% dan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 2,65% menjadi tantangan yang tidak terelakkan. Selain itu, suku bunga acuan Bank Indonesia yang sempat naik ke 6,25% serta tekanan nilai tukar rupiah turut menjadi faktor eksternal yang memengaruhi performa perusahaan.

Kendati demikian, SFAN tetap optimistis menyambut tahun 2025 dengan strategi diversifikasi bisnis dan digitalisasi layanan. Peningkatan brand awareness melalui kampanye digital dan kegiatan edukasi pasar modal menjadi fokus utama untuk memperkuat posisi perusahaan ke depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: