Kredit Foto: PIS
Wamenperin menilai, pelabuhan internasional di dalam negeri masih perlu ditingkatkan karena secara rasio perdagangan global minimal perlu ada 25 pelabuhan internasional. “Kalau pelabuhan-pelabuhan internasional ini semakin dibuka, tentu akan juga memberi kesempatan bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan industri perkapalan,” tuturnya.
Bahkan, pemerintah ingin menjadikan Indonesia menjadi pusat produksi kapal menengah untuk kawasan Asia Tenggara, serta menjadi pemain utama dalam pasar ekspor kapal niaga dan kapal perikanan untuk negara-negara kepulauan di Pasifik dan Afrika.
Target tersebut sejalan dengan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam Indonesia-Brazil Business Forum di Rio de Janeiro pada 18 November 2024 lalu, bahwa Indonesia sebagai negara dengan cadangan ikan terbesar kedua atau ketiga di dunia, memiliki kebutuhan sekitar 40.000 kapal ikan dengan ukuran 150 gross tonnage (GT) hingga 300 GT. Dengan kapasitas saat ini dan potensi pengembangannya, industri galangan kapal nasional memiliki peluang yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Maka itu, kami mengapresiasi pelaksanaan The 1st Indonesia Maritime Week 2025 yang bisa menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi dan inovasi, memperluas jaringan bisnis, dan menegaskan bahwa Asia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pusat inovasi industri perkapalan global,” tambah Riza.
Kemenperin juga aktif mengundang seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, pelaku industri, mitra global, akademisi, dan investor untuk membangun masa depan industri perkapalan Asia yang lebih kuat, lebih hijau, dan lebih maju. “Kami siap menjadi mitra, fasilitator, dan penggerak transformasi ini,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement