Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menyiapkan penerapan Electronic Initial Public Offering (E-IPO) untuk instrumen Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS). Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan digitalisasi E-IPO saham sejak 2021 dan bertujuan mendorong inklusi pasar utang, khususnya bagi investor ritel.
“Tujuan dari E-IPO ini adalah untuk meningkatkan distribusi dan mendorong inklusi investor, khususnya investor ritel, terhadap efek bersifat utang korporasi,” ujar Advisor Listing BEI, Saptono Adi Junarso, dalam acara “Accelerate Your Growth, Secure Capital, and Unlock Value with Domestic Bond Markets” yang digelar BEI bersama PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF), Selasa (3/6/2025).
Baca Juga: IPO Bank Muamalat dan Bank DKI Tertunda, OJK Beberkan Alasannya
Ia menyebut, digitalisasi E-IPO saham terbukti berhasil membuka kepemilikan yang lebih luas di kalangan investor individu, dan diharapkan bisa diterapkan di EBUS untuk hasil yang serupa.
Baca Juga: OJK Buka Suara Soal IPO Klub Sepak Bola Persib, Begini Katanya!
Dengan outstanding obligasi dan sukuk yang telah mencapai Rp486 triliun dari 133 perusahaan penerbit, BEI melihat pasar utang korporasi memiliki ruang pertumbuhan besar. Sistem E-IPO diyakini akan mempercepat proses penawaran, meningkatkan transparansi, serta memperluas akses publik ke instrumen pendapatan tetap.
“Jika E-IPO ini berhasil diterapkan di EBUS seperti pada saham, maka kita akan memiliki sistem yang jauh lebih efisien, transparan, dan ramah investor,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement