Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Punya Potensi Jadi Pelaku Utama Pengembangan Industri Fesyen Berkelanjutan

RI Punya Potensi Jadi Pelaku Utama Pengembangan Industri Fesyen Berkelanjutan Kredit Foto: Kemenparekraf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pelaku utama dalam pengembangan industri fesyen yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga berkelanjutan dan bermakna secara sosial dengan kekayaan wastra dan tradisi tekstilnya.

Pasalnya kini model bisnis yang lebih etis dan berkelanjutan menjadi tuntutan baru yang muncul akibat kesadaran akan dampak lingkungan dari tren fast fashion.

Baca Juga: Bahas Strategi Ekonomi Global, Presiden Prabowo Soroti Deregulasi hingga Kerja Sama dengan AS

“Konsep sustainability tidak hanya menjadi tuntutan pasar, tetapi juga strategi penting untuk memperkuat daya saing pelaku industri kecil dan menengah (IKM), khususnya pada sektor fesyen dan kriya berbasis budaya lokal,” Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Minggu (29/6).

Sebagai upaya mendukung transformasi wastra dan industri fesyen yang berkelanjutan di tengah berkembangnya tren fast fashion, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal IKMA secara aktif melakukan berbagai inisiatif seperti pembinaan, pelatihan dan promosi kepada para perlaku IKM.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan webinar berseri dengan tema "Sustainability: Membangun IKM Wastra Berkonsep Slow Fashion”, yang diselenggarakan oleh Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK), salah satu satker di bawah Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, pada tanggal 19–21 Juni 2025. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian acara Road to HUT ke-45 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).

“Webinar ini bertujuan untuk membekali pelaku IKM wastra dengan pengetahuan dan strategi dalam mengadopsi konsep slow fashion, yang menekankan produksi yang bertanggung jawab, etis, dan ramah lingkungan. Konsep ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing IKM wastra di pasar lokal maupun global, sekaligus melestarikan budaya dan lingkungan,” ungkap Dirjen IKMA.

Menurut Reni, perkembangan tren fast fashion turut mendorong kesadaran akan isu lingkungan dalam industri fesyen, sehingga mendorong inovasi yang lebih berkelanjutan. Oleh karena itu, konsep slow fashion hadir di tengah tantangan isu lingkungan di industri fesyen saat ini. “Konsep slow fashion menekankan pada kualitas, etika, dan berkelanjutan dalam proses produksinya, serta selaras dengan semangat wastra nusantara yang menjunjung nilai-nilai kearifan lokal dan kreativitas,” jelasnya.

Reni juga menekankan pentingnya transformasi wastra dan industri fesyen menuju arah yang lebih berkelanjutan. Sebab, industri fesyen global merupakan salah satu sektor yang dapat menyumbang emisi karbon besar, dengan penggunaan sumber daya yang sangat tinggi. Hal ini yang menjadikan masyarakat global mulai sadar akan pentingnya keberlanjutan dalam industri fesyen, termasuk bagi pelaku IKM nasional harus lebih adaptif terhadap tuntutan keberlanjutan tanpa meninggalkan akar budaya.

“Industri wastra dapat memanfaatkan tren dengan naiknya kesadaran konsumen terhadap lingkungan, untuk memperkuat posisinya dengan menghadirkan slow fashion yang berkelanjutan sekaligus menjawab kebutuhan pasar akan produk yang memiliki makna dan value tinggi,serta ramah lingkungan,” tuturnya.

Menuju IKM berkelanjutan

Lebih lanjut, Reni menyampaikan, berdasarkan survei yang dilakukan Jakpat tahun 2022, Generasi Z menunjukkan ketertarikan pada produk fesyen vintage, retro, dan circular fashion yang sejalan dengan nilai keberlanjutan. “Hal ini mencerminkan peluang besar bagi pelaku IKM fesyen untuk mengembangkan produk-produk yang tidak hanya menarik dari estetika, tetapi juga relevan secara etika dan ekologis,” imbuhnya.

Reni pun mengungkapkan bahwa kegiatan webinar ini menjadi wujud kontribusi dalam upaya memajukan perkembangan industri fesyen wastra dan dukungan terhadap pelaku IKM fesyen wastra di Indonesia. “Semoga dengan webinar ini, dapat menimbulkan semangat memajukan wastra Nusantara dengan menjunjung tinggi nilai lokal, serta kualitas dari wastra itu sendiri,” ucapnya.

Kepala Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) Dickie Sulistya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha dalam mendorong pertumbuhan IKM yang inklusif dan berkelanjutan. Ia menekankan bahwa pengembangan industri fesyen nasional tidak hanya bergantung pada kreativitas produk, tetapi juga pada kemampuan adaptasi terhadap tren global dan preferensi konsumen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: