Tak Cuma Ketidakpastian Global, Dolar Melemah Akibat Kekhawatiran Defisit AS
Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Senin (30/6). Hal tersebut dipicu kekhawatiran pasar atas membengkaknya defisit anggaran pemerintah dan ketidakpastian seputar negosiasi perdagangan dengan sejumlah negara mitra utama dari AS.
Dilansir dari Reuters, Selasa (1/7), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,35% menjadi 96,86. Dengan ini, indeks dolar berada di jalur penurunan bulanan keenam berturut-turut dan diperkirakan akan menutup paruh pertama tahun ini dengan kinerja terburuknya sejak dekade 1970-an.
Baca Juga: Investor Saham Cemas, Bursa Eropa Melemah Jelang Penerapan Tarif Trump
Pelemahan ini terjadi di tengah perhatian investor terhadap rencana pemotongan pajak dan belanja besar-besaran yang tengah didorong oleh Partai Republik di Senat. Rancangan aturan tersebut diperkirakan akan menambah US$3,3 triliun ke total utang pemerintah dari AS.
"Fokus besar saat ini adalah pada wacan aturan besar itu dan apakah akan disahkan," ujar Direktur Eksekutif Klarity FX, Amo Sahota.
"Dolar memang sudah berada dalam tren pelemahan. Paruh pertama tahun ini menjadi masa kejayaan untuk mata uang seperti krona Swedia, franc Swiss, dan euro," tambahnya.
AS juga belum memberikan kabar baik soal negosiasi perdagangan dengan mitra dagangnya. Uni Eropa dilaporkan terbuka terhadap kesepakatan tarif universal sebesar 10% atas banyak produk ekspornya ke AS.
Namun, Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent memperingatkan bahwa tarif tinggi antara 11% hingga 50% dapat kembali diberlakukan jika tidak ada kesepakatan yang dicapai.
Di sisi lain, ia juga mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menyelesaikan perselisihan terkait pengiriman logam tanah jarang dan magnet dari China. Hal tersebut sebagai bagian dari revisi kesepakatan yang dicapai di Jenewa.
Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Menguat, Investor Saham Pantau Update Tarif Trump
Dengan meningkatnya risiko fiskal dan gejolak dagang, investor kini makin waspada terhadap prospek dolar, sementara pasar global menantikan perkembangan dari Washington menjelang tenggat tarif penting pada 9 Juli.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement