Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bappenas Ingin Balikkan Tren Deindustrialisasi, Targetkan Kontribusi Industri Tembus 20% PDB

Bappenas Ingin Balikkan Tren Deindustrialisasi, Targetkan Kontribusi Industri Tembus 20% PDB Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa pemerintah tengah menyiapkan strategi besar untuk membalikkan tren deindustrialisasi yang sudah berlangsung lama di Indonesia. 

Dalam acara Seminar Outlook Industrialisasi Indonesia yang diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII), ia menargetkan kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dapat kembali menembus angka 20 persen seperti sebelum krisis moneter 1998.

Saat ini, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB Indonesia hanya sebesar 19,25 persen dan pertumbuhannya pun masih tertinggal dari laju pertumbuhan ekonomi nasional. 

“Pertumbuhan sektor industri manufaktur pada triwulan I 2025 hanya sebesar 4,55 persen, sementara pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,87 persen. Ini artinya masih banyak ruang untuk akselerasi,” ujar Rachmat, Sabtu (5/7/2025).

Menurutnya, kebangkitan sektor industri menjadi syarat mutlak untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah pun mencanangkan program reindustrialisasi sebagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen per tahun dalam jangka menengah.

“Reindustrialisasi adalah game changer bagi Indonesia. Tanpa industri yang kuat, mustahil kita bisa menjadi negara maju. Ini juga kunci untuk lepas dari jebakan middle income trap,” tegasnya.

Rachmat menyebut bahwa sebelum krisis moneter, kontribusi sektor industri pernah melampaui 20 persen terhadap PDB. Namun sejak krisis, tren deindustrialisasi terus berlanjut. Ia menyebut hal ini terjadi akibat minimnya investasi di sektor manufaktur, lemahnya inovasi teknologi, serta ketidaksiapan tenaga kerja industri.

Baca Juga: Kementerian PKP dan Bappenas Matangkan Skema Bantuan dan Insentif Rumah Murah

Untuk itu, Bappenas akan merumuskan kerangka strategi industrialisasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dengan semangat “industri hebat” berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif. 

“Kami ingin bukan sekadar reindustrialisasi biasa, tapi reindustrialisasi yang luar biasa, didorong teknologi, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Rachmat juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perencana pembangunan, kalangan insinyur, dan lembaga statistik. Ia mengusulkan adanya kerja sama strategis antara PII, Bappenas, dan BPS untuk mendorong kebijakan berbasis data (data-driven policy) dalam memperkuat sektor industri.

“Pembangunan butuh data yang akurat dan arah yang jelas. Itu sebabnya kita butuh BPS yang kuat dan PII yang progresif. Peran insinyur sangat sentral dalam mewujudkan industrialisasi yang tidak hanya terencana, tapi juga tepat sasaran,” tutur Rachmat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: