Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRICS Kompak Balik Kecam Ancaman Tambahan Tarif Trump, Indonesia Gimana?

BRICS Kompak Balik Kecam Ancaman Tambahan Tarif Trump, Indonesia Gimana? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

BRICS balik memberikan kritik hingga kecaman soal ancaman tarif tambahan hingga tuduhan kebijakan rasis yang dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning mengatakan bahwa kebijakan tarif seharusnya tidak digunakan sebagai alat menekan negara lain. Ia mengecam ancaman tarif tambahan terhadap negara terafiliasi dengan BRICS.

Baca Juga: Deklarasi Rio BRICS 2025: Nafas Baru Tata Dunia, Solidaritas Selatan, dan Momentum Baru bagi Pariwisata

"Tarif seharusnya tidak digunakan sebagai alat pemaksaan dan tekanan," ujar Mao Ning, dilansir dari Reuters, Selasa (8/7).

Ia menegaskan bahwa kelompoknya mendorong kerja sama win-win dan tidak menargetkan negara mana pun secara spesifiktermasuk pihak dri AS.

Adapun Juru Bicara Kementerian Perdagangan Afrika Selatan, Kaamil Alli juga menepis tudingan Trump. Ia menambahkan bahwa dialog perdagangan dengan negara tersebut tetap berlangsung konstruktif.

"Kami bukan anti-Amerika," kata Kaamil Alli.

Sementara Rusia justru balik menyindir Trump. Ia menyebut bahwa kelompoknya melakukan kerja sama dengan dasar pandangan dunia yang sama dan tidak akan pernah diarahkan untuk melawan negara ketiga.

India dan Brasil sementara itu belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait ancaman Trump. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan akan menanggapi setelah rangkaian acara selesai, dengan pidato pembukaan yang fokus pada isu lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Sementara Malaysia menyatakan tetap menjalankan kebijakan ekonomi independen dan tidak memiliki orientasi ideologis dalam aliansi dagangnya.

Baca Juga: Empat Pilar Kesepakatan BRICS: Indonesia Dorong Perdagangan, Perdamaian, dan Reformasi Tata Dunia

Indonesia di sisi lain memilih untuk mengawasi pembicaraan tarif dengan AS. Hal itu dilakukan dengan mengirim Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ke Brasil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: