Dolar Menguat Usai Trump Umumkan Tarif Baru untuk Jepang, Korea Selatan, dan Negara Lain
Kredit Foto: Bank Ina
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melonjak tajam terhadap sejumlah mata uang utama pada Senin (7/7). Hal tersebut menyusul pengumuman Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengenai pemberlakuan tarif impor baru mulai 1 Agustus 2025 terhadap sejumlah negara mitra dagang, termasuk Jepang dan Korea Selatan.
Dilansir dari Reuters, Selasa (8/7), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, naik 0,517% ke posisi 97,467. Ia menyentuh level tertinggi dalam sepekan.
Baca Juga: Harga Bitcoin Terkoreksi ke US$108.000, Trump Umumkan Sejumlah Kenaikan Tarif AS
Kenaikan ini melanjutkan tren positif dari pekan lalu setelah data pasar tenaga kerja AS menunjukkan ketahanan yang mengurangi ekspektasi akan pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat.
Meski begitu, secara tahunan, indeks ini masih turun 10%, mendekati level terendah dalam tiga setengah tahun terakhir, di tengah kekhawatiran investor mengenai status dolar sebagai aset safe-haven serta risiko perlambatan ekonomi global yang turut menyeret Amerika Serikat.
Trump mengunggah surat kepada para pemimpin beberapa negara di platform medianya, termasuk Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Kazakhstan, Myanmar, Afrika Selatan, dan Laos, yang menjelaskan bahwa tarif sebesar 25% hingga 40% akan diberlakukan sesuai pengumuman sebelumnya pada bulan April.
“Pagi ini, berita tarif dari Trump jelas menjadi katalis utama yang menguatkan dolar dan menekan mata uang lainnya,” kata Kepala Global FX Jefferies, Brad Bechtel.
Mayoritas mitra dagang AS saat ini menghadapi ancaman kenaikan tarif yang lebih tinggi begitu moratorium 90 hari berakhir pada “Hari Pembebasan” tarif versi Trump pada hari Rabu (9/7).
Baca Juga: Bursa Eropa Naik, Investor Tunggu Kejelasan Deadline Tarif Trump
Trump juga memperingatkan kemungkinan penambahan tarif sebesar 10% bagi negara-negara yang mendukung kebijakan "anti-Amerika" dari blok ekonomi berkembang BRICS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement