Kredit Foto: Antara/Dedhez Anggara
Pemerintah mempercepat pengembangan teknologi waste to energy (WTE) sebagai solusi pengelolaan sampah sekaligus diversifikasi sumber energi nasional. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyebut, teknologi ini mampu menghasilkan listrik, bioenergi, hingga bahan bakar substitusi dari sampah plastik.
“Jadi bahan bakar substitusi dari sampah plastik, itu bisa diolah kembali dengan teknologi pirolisis, ini 1 ton sampah bisa menghasilkan sekitar 400 liter bahan bakar terbarukan. Jadi ini kan juga akan memperkuat energi," ucap Yuliot di Jakarta, Selasa (8/7/2025).
Ia menekankan, pemanfaatan sampah menjadi energi akan memperkuat ketahanan energi nasional serta membuka peluang bisnis baru bagi sektor industri dan rumah tangga sebagai offtaker dari energi yang dihasilkan.
Data Kementerian ESDM menunjukkan, sepanjang 2024 Indonesia menghasilkan 33,8 juta ton sampah. Namun, baru sekitar 59,9% atau 20,2 juta ton yang berhasil dikelola, sementara sisanya 13,6 juta ton masih belum tertangani.
"Jadi Bapak-Ibu, kalau ini pernah ke Bantar Gebang, ini sudah menjadi gunung sampah di beberapa daerah, jadi justru seperti di Jawa Barat, di Langkai juga itu bermasalah, kemudian di Bali, di kota-kota besar pada umumnya itu bermasalah. Jadi kita juga mencoba untuk kebijakan waste to energy," tambahnya.
Pemerintah saat ini tengah menyusun regulasi baru untuk mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), termasuk menggantikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 yang mensyaratkan skema lelang dalam proyek PLTSa. Skema lama dinilai terlalu memakan waktu, khususnya dalam tahap negosiasi harga jual listrik dengan PLN.
Baca Juga: Tak Sekadar Sampah, SD di Rote Raih US$40.000 Lewat Inovasi Literasi dari AIA
Dalam pengembangannya, Waste to Energy diintegrasikan untuk menghasilkan tiga produk utama yaitu listrik melalui teknologi insinerasi (90%) dan gasifikasi (75%), Bioenergi berupa biomassa (40%) dan biogas (20%), dan Bahan bakar substitusi melalui pirolisis sampah plastik (40%).
Yuliot menegaskan, pengembangan WTE selaras dengan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025. Saat ini, capaian bauran EBT nasional baru mencapai 14,65%.
“Dengan waste to energy, kita tidak hanya mengatasi masalah sampah tapi juga berkontribusi pada transisi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan,” tegas Yuliot.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement