Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebanyak 4% Kelas Menengah Hilang, Asuransi Jiwa Kehilangan Pangsa Pasar

Sebanyak 4% Kelas Menengah Hilang, Asuransi Jiwa Kehilangan Pangsa Pasar Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri asuransi jiwa menghadapi tekanan bertubi sepanjang 2025. Mulai dari inflasi klaim, daya beli yang melemah, hingga perubahan perilaku konsumen menjadi tantangan serius yang menghambat pertumbuhan sektor ini.

CEO & President Director MSIG Life, Wianto Chen, menyebut kondisi saat ini merupakan akumulasi dari tekanan selama tiga tahun terakhir, yang memuncak pada 2025.

“Tantangan utamanya tentunya inflasi klaim yang memukul industri tahun ini, kelanjutan dari tahun ketiga,” ujar Wianto dalam Insurance Forum 2025, Jumat (18/7/2025).

Baca Juga: 2027 Jadi Tahun Emas? OJK Bidik 50% Industri Halal Ditopang Asuransi Syariah

Ia menambahkan bahwa daya beli masyarakat yang melemah turut mempersempit segmen pasar utama industri asuransi jiwa. Berdasarkan data internal, terjadi penyusutan 4% pada kelompok kelas menengah dibandingkan tahun lalu.

“Pelemahan ini didorong oleh GDP dan berdampak pada shrinking-nya kelas menengah kita,” jelas Wianto.

Selain tantangan ekonomi, industri juga dihadapkan pada perubahan signifikan dalam perilaku konsumen. Wianto menilai konsumen kini lebih berhati-hati dalam pengeluaran, termasuk dalam memilih produk perlindungan.

“Kita melihat behavior konsumen sekarang ini pun lebih berubah,” tambahnya.

Baca Juga: Peta Jalan Asuransi Diluncurkan, Targetkan Industri Tahan Badai

Faktor eksternal juga menambah tekanan, terutama kondisi politik domestik dan global yang sedang memasuki masa transisi. Meski Indonesia masih mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8%, ketidakpastian geopolitik dan perlambatan global tetap membebani sektor keuangan, termasuk asuransi jiwa.

Dalam situasi penuh ketidakpastian ini, pelaku industri dituntut melakukan inovasi, efisiensi, serta penyesuaian produk agar tetap relevan di tengah tekanan pasar dan perubahan lanskap ekonomi yang dinamis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: