Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Asuransi di Ujung Tanduk? Indonesia Re Minta Kolaborasi Atasi Masalah Asuransi Nasional

Industri Asuransi di Ujung Tanduk? Indonesia Re Minta Kolaborasi Atasi Masalah Asuransi Nasional Kredit Foto: Azka Elfriza
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, menyebut industri asuransi dan reasuransi nasional tengah menghadapi tekanan serius yang dapat berdampak sistemik terhadap stabilitas sektor keuangan. 

Ia mengatakan terdapat tiga isu utama yang harus segera dibenahi, yakni lemahnya tata kelola, kerentanan regulasi, dan belum optimalnya kapasitas dalam negeri. Ia menegaskan bahwa seluruh pemangku kepentingan di industri perasuransian perlu mengakui persoalan tata kelola agar dapat diperbaiki bersama.

“Mau tidak mau, suka tidak suka, kita sama-sama punya masalah dan kita harus akui. Kita harus perbaiki mengenai tata kelola,” ujarnya, dalam acara Indonesia Re International Conference 2025 di Menara Danareksa, Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Baca Juga: Defisit Jasa Asuransi dan Dana Pensiun Masih Mengkhawatirkan, Capai US$512 juta di Kuartal I 2025

Ia menambahkan bahwa regulasi yang kuat sangat diperlukan untuk menjaga proses bisnis tetap berada dalam koridor yang sehat. Ketidaksiapan regulasi, menurutnya, berpotensi menimbulkan risiko sistemik, terlebih ketika industri ini belum sepenuhnya dilihat sebagai sumber risiko sistemik (systemic risk).

Baca Juga: Konsolidasi Reasuransi BUMN Diharapkan Perkuat Daya Tahan Risiko Asuransi Nasional

Benny juga menyinggung kasus Jiwasraya dan Bumiputera yang menunjukkan betapa besar potensi dampak asuransi terhadap perbankan dan pasar modal.

“Kalau industri ini jatuh, dan dananya ada di perbankan atau pasar modal, maka efeknya akan meluas,” katanya.

Dalam pandangannya, solusi untuk memperkuat industri asuransi meliputi dukungan regulator untuk membentuk kerangka hilirisasi sektor keuangan, pembenahan proses bisnis berbasis teknologi dan SDM, serta penguatan permodalan untuk menghadapi risiko jangka panjang.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak untuk membangun industri asuransi yang lebih kokoh dan berdaya saing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: