Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rugi Krakatau Steel (KRAS) Makin Dalam Meski Pendapatan Naik di Semester I 2025

Rugi Krakatau Steel (KRAS) Makin Dalam Meski Pendapatan Naik di Semester I 2025 Kredit Foto: Website Krakatau Steel
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) belum menunjukkan tanda pemulihan yang berarti pada semester I 2025. Emiten pelat merah yang bergerak di bidang produksi baja ini mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD107,11 juta. Angka ini membengkak hingga 66,96% dibanding kerugian USD64,15 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Rugi per saham dasar ikut membesar menjadi USD0,0055, naik dari sebelumnya USD0,0033. Padahal, dari sisi pendapatan usaha, KRAS masih mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 3,63% menjadi USD460,82 juta dari USD444,67 juta.

Baca Juga: Hadapi Persaingan Usaha, Krakatau Steel (KRAS) Perkuat Sinergi Guna Menjadi Pemimpin Industri Baja

Pendapatan perusahaan masih didominasi oleh segmen produk baja yang menyumbang USD377,30 juta. Kontribusi lain datang dari sarana infrastruktur sebesar USD111,23 juta, serta rekayasa dan konstruksi sebesar USD6,67 juta, namun juga terdapat biaya eliminasi sebesar USD34,38 juta yang mengurangi total pendapatan.

Kenaikan beban pokok pendapatan menjadi salah satu penyebab tergerusnya laba bruto. Beban pokok pendapatan KRAS naik dari USD396,44 juta menjadi USD426,86 juta. Alhasil, laba bruto ikut turun menjadi USD33,96 juta dari sebelumnya USD48,23 juta.

Baca Juga: Perluas Ekspor dan Kerja Sama, Krakatau Steel (KRAS) Targetkan Produksi Baja 3 Juta Ton/tahun

Beban penjualan KRAS tercatat sebesar USD10,18 juta, sedangkan beban umum dan administrasi mencapai USD37,42 juta. Akumulasi beban ini membuat rugi operasi KRAS membengkak menjadi USD22,38 juta, dibanding kerugian operasi USD4,82 juta pada semester I 2024.

Di sisi neraca, total aset Perseroan sedikit naik menjadi USD2,91 miliar per akhir Juni 2025, dari USD2,89 miliar pada akhir Desember 2024. Namun, kenaikan ini diikuti peningkatan liabilitas yang naik dari USD2,45 miliar menjadi USD2,53 miliar. Sementara itu, ekuitas justru menurun ke USD377,71 juta dari USD435,18 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: