Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Festival Ini Dorong Jamu Relevan dengan Gaya Hidup Masa Kini

Festival Ini Dorong Jamu Relevan dengan Gaya Hidup Masa Kini Kredit Foto: Satya Natura Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengapresiasi Festival Jamu yang digelar di Epiwalk, Jakarta Selatan, pada Sabtu (26/7/2025).

Dalam kesempatan tersebut dirinya mengatakan jamu merupakan identitas budaya yang punya potensi besar untuk mendunia, bukan hanya sekadar tradisi.

Baca Juga: Kementerian Ekraf Donasikan Ratusan Buku untuk Perkuat Literasi dan Kreativitas Anak

"Lewat festival ini, kita tidak hanya merayakan kekayaan warisan leluhur, tapi juga mendorong regenerasi pelaku dan inovasi produk jamu agar relevan dengan gaya hidup masa kini," ujarnya, dikutip dari siaran pers Kementerian Ekraf, Senin (28/7).

“Saya mengapresiasi inisiatif acara seperti ini karena ketika budaya dipertemukan dengan semangat generasi muda, di situlah kekuatan ekonomi kreatif muncul,” imbuh Wamen Ekraf Irene.

Festival Jamu ini sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya dan peningkatan literasi generasi muda terhadap warisan lokal. Acara ini menampilkan berbagai produk jamu kreasi baru, edukasi rempah, hingga pengalaman interaktif yang membangun kesadaran publik terhadap nilai budaya sekaligus potensi ekonomi dari industri jamu.

Jony Yuwono, Founder Acaraki yang juga penggagas acara ini, menegaskan pentingnya pendekatan lintas generasi.

“Kami ingin menjadikan jamu bukan sekadar dikenang, tapi digunakan. Dengan sentuhan kreativitas dan edukasi yang menyenangkan, anak-anak muda bisa menjadi bagian dari gerakan pelestarian ini,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Kreativitas, Budaya, dan Desain Kementerian Ekraf Yuke Sri Rahayu, menekankan posisi strategis jamu dalam ekosistem ekonomi kreatif nasional.

“Kita sedang melestarikan budaya dan tradisi Indonesia, sekaligus mendorong inovasi agar tetap relevan. Kita patut bersyukur karena bangsa ini dibekali keberagaman budaya yang luar biasa. Saya rasa jamu itu berasal dari kata ‘jawa’ dan ‘ngramu’ doa untuk kesehatan. Dan kini, jamu bukan hanya warisan, tapi juga the new engine of growth bagi Indonesia,” ujar Deputi Yuke.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: