Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Borong SBN Rp147,59 Triliun untuk Jaga Stabilitas Keuangan

BI Borong SBN Rp147,59 Triliun untuk Jaga Stabilitas Keuangan Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp147,59 triliun sepanjang tahun berjalan hingga 25 Juli 2025. Aksi ini dilakukan sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas pasar keuangan dan mendukung sinergi kebijakan moneter dan fiskal pemerintah.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, pembelian tersebut dilakukan melalui dua jalur, yakni pasar sekunder senilai Rp104,71 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk berbasis syariah, sebesar Rp42,88 triliun.

“Pembelian SBN oleh BI ini mencerminkan eratnya sinergi kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal pemerintah,” ujar Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Senin (28/7/2025).

Baca Juga: Dana Asuransi ke SBN Capai Rp580,7 Triliun, Jadi Pilar Pembiayaan Negara

Perry menambahkan, langkah di pasar sekunder dilakukan untuk meredam volatilitas dan menjaga stabilitas pasar keuangan domestik. Selain itu, BI juga terus memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas, baik transaksi spot, Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri, maupun Domestic Non-Deliverable Forward(DNDF) di pasar dalam negeri.

Baca Juga: Sri Mulyani Tegaskan SBN Bukan Utang, Tapi Instrumen Investasi!

Untuk mendukung transmisi penurunan suku bunga dan menjaga daya tarik investasi portofolio, BI juga mengoptimalkan instrumen moneter berbasis pasar, seperti SRBI, SVBI, dan SUVBI. Perry menyebutkan, posisi instrumen SRBI per 23 Juli 2025 tercatat Rp754,10 triliun, turun dari Rp923,53 triliun pada awal tahun.

“Penurunan ini mendukung ekspansi likuiditas kebijakan moneter,” ujarnya.

Selain itu, BI terus memperkuat transaksi term-repo, swap valas, serta peran dealer utama untuk mendukung pengembangan pasar uang yang efisien dan likuid.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: