Kredit Foto: Istimewa
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), melaporkan realisasi investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp 476 triliun atau 50,5% dari total investasi nasional sebesar Rp942,9 triliun (T) di semester 1 2025. Jumlah ini tercatat meningkat 14,4% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 416,2 T.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P Roeslani, mengatakan investasi di Pulau Jawa tercatat sebesar Rp464 triliun atau 49,5%, capaian ini menjadi bukti strategi pemerataan investasi nasional mulai membuahkan hasil.
"Ini menandakan pergeseran pusat pertumbuhan ekonomi ke luar Pulau Jawa yang selama ini menjadi sentra utama. Pemerintah akan terus mendorong pembangunan kawasan industri dan infrastruktur pendukung di luar Jawa," ujar Rosan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (29/7/2025).
Baca Juga: Semester I 2025, Realisasi Investasi RI Tembus Rp942,9 T
Sulawesi Tengah menjadi provinsi dengan realisasi investasi tertinggi di luar Jawa sebesar Rp63,1 triliun, disusul Maluku Utara sebesar Rp59,5 triliun, dan Kalimantan Timur sebesar Rp55,7 triliun. Ketiga wilayah ini selama ini dikenal sebagai pusat hilirisasi mineral, terutama nikel, serta pengembangan kawasan industri dan energi.
Sementara di Pulau Jawa, provinsi dengan investasi tertinggi adalah Jawa Barat sebesar Rp101,7 triliun, diikuti DKI Jakarta sebesar Rp68,1 triliun, dan Jawa Timur sebesar Rp64,2 triliun. Namun secara agregat, total nilai investasi Pulau Jawa masih berada di bawah gabungan wilayah luar Jawa.
Rosan menjelaskan pergeseran ini juga didukung oleh kehadiran program strategis nasional dan insentif yang lebih kompetitif. "Ini tidak lepas dari upaya bersama untuk terus membangun infrastruktur dan iklim investasi yang kondusif di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya Jawa," tegasnya.
Baca Juga: Siap-siap! Danantara Segera Luncurkan Holding Investasi BUMN
Pergeseran investasi ini sebagian besar didorong oleh masuknya Penanaman Modal Asing (PMA), yang kini lebih banyak mengalir ke luar Jawa. Sepanjang Januari–Juni 2025, realisasi PMA mencapai Rp498 triliun, di mana sekitar 65% di antaranya berada di luar Jawa. Investor asing terlihat semakin tertarik masuk ke sektor hilirisasi, energi, logistik, dan kawasan industri terpadu di wilayah timur Indonesia.
Negara asal investasi asing terbesar antara lain Singapura (Rp97,2 triliun), Tiongkok (Rp66,8 triliun), Hong Kong (Rp44,9 triliun), Jepang (Rp35,9 triliun), dan Malaysia (Rp19,6 triliun).
Pemerintah mengklaim tren ini akan berlanjut, seiring dengan perluasan fasilitas kawasan industri, insentif pajak, dan percepatan pembangunan proyek strategis nasional di luar Jawa. Targetnya, dalam dua tahun mendatang, kontribusi investasi luar Jawa bisa meningkat menjadi 55% dari total investasi nasional.
Baca Juga: Terobosan BKPM dalam Reformasi Perizinan Berusaha
"Kami yakin dengan momentum yang sedang terbentuk ini, distribusi investasi ke luar Pulau Jawa akan semakin kuat dan berkelanjutan, khususnya di sektor-sektor prioritas seperti hilirisasi, energi hijau, dan manufaktur berorientasi ekspor," kata Rosan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Advertisement