Kredit Foto: Reuters/US Army/Ken Scar
Mayoritas Bursa Asia anjlok signifikan dalam perdagangan di Jumat (1/8). Investor saham menyoroti sejumlah kabar terbaru soal kebijakan tarif yang diterapkan untuk beragam negara dari Asia.
Dilansir dari CNBC International, Senin (4/8), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia:
- Hang Seng (Hong Kong): Turun 1,07% ke 24.507,81.
- CSI 300 (China): Turun 0,51% ke 4.054,93.
- Shanghai Composite (China): Turun 0,37% ke 3.559,95.
- Nikkei 225 (Jepang): Turun 0,66% ke 40.799,60.
- Topix (Jepang): Naik 0,19% ke 2.948,65.
- Kospi (Korea Selatan): Turun 3,88% ke 3.119,41.
- Kosdaq (Korea Selatan): Turun 4,03% ke 772,79.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengguncang pasar dengan memberlakukan tarif impor yang direvisi terhadap sejumlah wilayah di Asia. Meski langkah tersebut dinilai sudah diantisipasi pasar, namun ia tetap mengguncang pasar keuangan global.
Direktur Riset Ekuitas Morningstar Asia, Lorraine Tan mengatakan bahwa langkah tersebut sudah diperkirakan sebelumnya oleh pasar dan respons penurunan indeks merupakan hal yang wajar.
"Fakta Korea Selatan hingga Jepang yang merupakan negara-negara eksportir besar dikenakan tarif 15%. Sementara Asia Tenggara dikenakan tarif 19%. Ini merupakan hasil yang cukup wajar, terutama setelah guncangan awal pada 2 April," kata Tan.
Adapun Korea Selatan terguncang hebat menyusul kabar bahwa belum adanya kesepakatan tertulis soal negosiasi tarif dengan AS. Hal ini menjadi ketidakpastian baru untuk pasar dari Negeri Ginseng.
Dengan ketidakpastian tarif yang kini lebih terkendali, perhatian investor kini bergeser ke arah negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China. Negosiasi hingga tambahan waktu sembilan puluh hari dalam negosiasi kedua negara justru memunculkan kekhawatiran baru.
Menurut Tan, banyak investor yang melihat perpanjangan ini sebagai sinyal adanya hambatan dalam negosiasi, padahal sebelumnya sudah ada kerangka kerja yang dianggap cukup solid.
Baca Juga: Negosiasi Tarif Belum Jelas, Kesepakatan Trump dan Korea Selatan Hanya Sebatas Lisan
“Perpanjangan ini memberi sinyal bahwa ada ganjalan, dan pembicaraan bisa saja benar-benar gagal, mengingat salah satu pihak masih menargetkan lawannya secara tidak langsung lewat praktik transshipping dan celah perdagangan lainnya,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement