Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengelolaan Air di Indonesia Perlu Perubahan Paradigma

Pengelolaan Air di Indonesia Perlu Perubahan Paradigma Kredit Foto: Dok Kemenko Infra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengelolaan air di Indonesia memerlukan perubahan paradigma dengan masih banyaknya masyarakat yang mengandalkan pengambilan air tanah tanpa mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya tersebut.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Rachmat Kaimuddin dalam Workshop on Water Supply Management di Jakarta pada Senin (11/8/2025).

Baca Juga: Kopdes Merah Putih Upaya Tingkatkan Partisipasi Ekonomi Desa

Kegiatan kolaborasi Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra) melalui Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar dengan Enterprise Singapore (EnterpriseSG) ini bertujuan meningkatkan manajemen air minum guna mewujudkan swasembada air dan ketahanan air di Indonesia tahun 2045

Lebih lanjut, Deputi Rachmat menilai swasembada air memerlukan keseriusan dari semua pihak, terutama dengan adanya dukungan politik dari pemerintah pusat.

“Di Indonesia, banyak orang berpikir, tinggal mengebor sumur dan air bersih akan tersedia. Namun, kita tahu itu bukan cara yang berkelanjutan untuk mengelola sumber daya yang sangat berharga ini. Tantangannya adalah bagaimana memastikan ketersediaan air dengan kualitas dan kuantitas yang memadai, kapan pun dan di mana pun dibutuhkan. Saat ini, kita masih cukup jauh dari kondisi ideal tersebut. Inilah waktunya Indonesia fokus menjadi swasembada air, apalagi Presiden telah menyoroti hal ini, sehingga ada kemauan politik dan dukungan untuk mewujudkannya,” ungkap Deputi Rachmat, dikutip dari siaran pers Kemenko Infra, Kamis (14/8).

Ia menekankan bahwa strategi ketahanan air harus mencakup pembangunan infrastruktur yang memadai, tata kelola yang kuat, penerapan teknologi, dan edukasi masyarakat. Deputi Rachmat juga mendorong sinergi antara pemerintah pusat, daerah, swasta, dan masyarakat untuk mencapai target tersebut. 

“Ketahanan air bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga manajemen, tata kelola, dan kesadaran masyarakat. Dengan perencanaan yang tepat dan dukungan teknologi, kita bisa mengurangi ketergantungan pada eksploitasi air tanah, yang selama ini menjadi masalah di banyak daerah. Kunci keberhasilan ada pada sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat,” jelas Deputi Rachmat.

Ketahanan air menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Indonesia. Selain berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi, air juga merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah terus berupaya meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan infrastruktur air, termasuk memperluas kapasitas penyimpanan air per kapita, cakupan jaringan pipa air minum, serta akses rumah tangga terhadap air minum yang aman. Deputi Rachmat juga mengingatkan bahwa pengelolaan air yang berkelanjutan akan berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat dan daya saing ekonomi Indonesia di masa depan.

“Kita harus melihat air bukan hanya sebagai sumber daya alam, tetapi sebagai aset strategis yang memerlukan perencanaan, investasi, dan perlindungan jangka panjang. Tanpa ketahanan air, kita akan kesulitan menjaga ketahanan pangan, kesehatan publik, dan keberlanjutan industri,” tambah Deputi Rachmat.

Sementara itu, Deputy Chief of Mission & Minister-Counsellor Kedutaan Besar Republik Singapura di Jakarta, Terrence Teo, menyampaikan bahwa kerja sama sektor air antara Indonesia dan Singapura penting untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di kedua negara. Ia menekankan bahwa pengalaman Singapura dalam mengelola keterbatasan sumber daya air dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia, meskipun kondisi kedua negara berbeda.

“Sektor air adalah salah satu bidang yang memiliki implikasi besar terhadap pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia. Laporan Bank Dunia Indonesia Vision 2045 Toward Water Security menyoroti pentingnya menangani isu-isu terkait air untuk membantu Indonesia mencapai target pertumbuhannya. Sebagai negara yang juga kekurangan air, Singapura memahami perlunya manajemen air yang efisien dan inovatif untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan. Meskipun konteks di Indonesia dan Singapura berbeda, dialog dan berbagi pengalaman akan sangat bermanfaat bagi Indonesia saat meningkatkan ketahanan airnya. Kehadiran perusahaan Singapura di workshop ini menunjukkan minat mereka untuk memahami sektor air Indonesia dan berkontribusi dalam pengembangannya di masa depan,” kata Deputi Teo.

Teo juga menambahkan bahwa kerja sama ini berpotensi menghasilkan inovasi teknologi dan model pembiayaan baru yang dapat diterapkan di berbagai wilayah Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: