Kredit Foto: Ist
PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) mencatat penurunan signifikan laba bersih pada kuartal II/2025 meski pendapatan meningkat.
Di sisi lain, divisi energi muncul sebagai penopang utama pertumbuhan dengan capaian pendapatan hampir menyentuh target tahunan, sementara divisi tekstil masih tertinggal jauh.
Direktur Keuangan CHEM, Tony Widjaja, mengungkapkan laba bersih perusahaan pada kuartal II/2025 turun 69,7% menjadi Rp2,1 miliar dari Rp6,7 miliar pada periode sama tahun lalu. Penurunan tajam ini terutama disebabkan margin yang menyempit sehingga menekan laba usaha.
“Secara total, pencapaian pendapatan seluruh divisi baru 51% dari target tahunan, sehingga diperlukan akselerasi terutama di divisi tekstil dan agro,” ujar Tony dalam paparan publik insidentil, Selasa (19/8/2024).
Baca Juga: Kinerja Tertekan, Laba COAL Turun Jadi Rp17,36 Miliar
Meski profitabilitas tertekan, struktur keuangan perusahaan dinilai tetap terjaga sehat. Total aset CHEM tercatat Rp174,6 miliar, naik 3% dibandingkan akhir 2024, sementara liabilitas Rp57,1 miliar dan ekuitas Rp117,4 miliar. Rasio solvabilitas dan likuiditas juga stabil, dengan debt to equity ratio di 0,5 serta current ratio tetap 3%.
Kontributor terbesar pendapatan semester I berasal dari divisi energi dengan realisasi Rp57 miliar atau 95% dari target Rp60 miliar.
“Energi menjadi motor utama pertumbuhan. Capaian hampir penuh hanya dalam enam bulan menunjukkan momentum positif, meski fokus tetap pada pengendalian biaya agar tidak overcommit di semester II,” kata Wenty Akbar Rasjid, Corporate Secretary CHEM.
Sebaliknya, divisi tekstil yang sejak awal menjadi fondasi bisnis perusahaan masih mencatat kinerja lemah. Dari target Rp127 miliar, baru terealisasi Rp47 miliar atau 37%.
Direktur CHEM, Lusi, menyebut tekanan industri tekstil nasional masih besar akibat penutupan pabrik, masuknya produk impor ilegal, dan kenaikan UMP.
Baca Juga: Pendapatan Tumbuh 22%, Emiten Aguan-Salim (PANI) Cetak Laba Rp285,86 Miliar di Semester I 2025
“Strategi kami adalah memperluas pasar melalui pengembangan produk baru serta memperkuat produk bersertifikasi halal untuk memenuhi permintaan domestik maupun ekspor,” jelasnya.
Adapun divisi agro yang baru dijalankan hanya mencatat Rp2 miliar atau 10% dari target Rp20 miliar. Perseroan menilai perlu strategi percepatan penetrasi pasar melalui kemitraan, promosi langsung ke petani, dan perluasan jaringan distribusi.
Dengan komposisi tersebut, CHEM menegaskan fokus jangka pendek ada pada memperbaiki kinerja tekstil dan agro, sembari menjaga momentum divisi energi yang saat ini menjadi pilar utama pertumbuhan perusahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement