Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Triliunan Masuk Cilegon, UMKM Lokal Hanya Jadi Penonton

Investasi Triliunan Masuk Cilegon, UMKM Lokal Hanya Jadi Penonton Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon menyoroti minimnya keterlibatan pelaku usaha lokal dalam arus investasi besar yang masuk ke daerah tersebut. Padahal, Cilegon menjadi basis ribuan perusahaan yang seharusnya bisa terintegrasi dalam rantai pasok industri.

Wakil Ketua Umum Bidang Koperasi dan UMKM Kadin Cilegon, Mahrus Yusuf, mengatakan keberadaan sekitar 200 ribu perusahaan di kota baja itu belum berbanding lurus dengan kesempatan mereka menjadi vendor maupun subkontraktor industri besar.

“Ketika ada investasi besar seperti Chandra Asri, Lotte Chemical, atau pabrik baja, pengusaha lokal jarang sekali dilibatkan. Vendor dan subkontraktor justru banyak dari luar daerah,” ujarnya dalam Rakornas Kadin Bidang Koperasi dan UMKM 2025, Rabu (20/8/2025).

Baca Juga: Kadin Indonesia Ungkap Bisnis Keluarga Terancam Gagal Bertahan Tanpa Tata Kelola

Mahrus menambahkan, kondisi serupa juga berdampak pada sektor ketenagakerjaan. Banyak pekerja direkrut dari luar daerah, sementara masyarakat setempat hanya menjadi penonton. “Ini bukan hanya masalah Cilegon, tapi juga daerah lain. Ketika ada investasi besar, masyarakat lokal tidak dilibatkan,” tegasnya.

Selain akses kerja, Mahrus menyoroti keterbatasan akses permodalan UMKM dan koperasi. Padahal, peluang keterlibatan mereka cukup besar, termasuk dalam penyediaan kebutuhan sederhana industri seperti seragam pekerja. “Kalau saja kebutuhan industri besar diserahkan ke UMKM lokal, itu bisa menghidupi banyak usaha kecil di Cilegon,” jelasnya.

Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II 2025, Kadin Apresiasi Kerja Pemerintah

Kepala Badan Pengembangan UMKM dan Koperasi Kadin Indonesia, Tedy Aliudin, menegaskan peran Kadin harus tetap berada di jalur kemitraan dengan pemerintah. “Tugas kita elegan, santun, dan sopan sebagai mitra strategis pemerintah, bukan musuh pemerintah,” ucapnya.

WKU Bidang Koperasi Kadin, Agung Sudjatmoko, menambahkan Rakornas menjadi momentum memperkuat peran koperasi sebagai wadah kolektif UMKM. Ia mengingatkan agar program seperti koperasi desa tidak hanya bersifat instruktif, melainkan benar-benar memberi nilai tambah bagi pelaku usaha kecil.

Kadin menilai kehadiran investasi di daerah industri strategis seperti Cilegon harus disertai kebijakan yang lebih berpihak pada pengusaha lokal agar manfaatnya tidak hanya dinikmati perusahaan besar, melainkan juga masyarakat setempat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: