Driver Ojol Tewas Dilindas Mobil Brimob, Amnesty International: Permintaan Maaf Tidak Cukup
Kredit Foto: Ist
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengutuk keras brutalitas polisi dalam aksi demonstrasi kemarin.
"Ini adalah sejarah kelam dalam demonstrasi menyampaikan pendapat di Indonesia. Seseorang tidak harus kehilangan nyawa hanya karena mengikuti demonstrasi ataupun ikut menyaksikan jalannya aksi penyampaian pendapat," kata Usman.
Itu dikatakan Usman merespons aksi brutal kepolisian dalam penanganan demonstrasi di Jakarta pada hari Kamis yang berujung meninggalnya seorang pengemudi ojek online dan penangkapan sebanyak 600 orang.
"Ini adalah pelanggaran HAM serius yang dilakukan oleh negara lewat penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tidak perlu oleh polisi. Kendaraan taktis lapis baja seperti Barracuda bukanlah alat untuk melindas warga sipil dalam aksi demonstrasi," tulisnya keras.
"Permintaan maaf tidaklah cukup. Kami menuntut penegak hukum untuk segera memproses hukum dan mengadili pelaku baik mereka yang di lapangan maupun para pengambil kebijakan di level komando. Kapolri juga harus bertangung jawab atas kekerasan polisi yang berujung tewasnya seorang warga sipil ini," tegasnya.
Ia menambahkan keberulangan kasus-kasus kekerasan polisi tidak dapat dipisahkan dari kuatnya impunitas di tubuh kepolisian.
Seakan mengabaikan kebijakan resmi, Polri terus membiarkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan oleh anggota polisi tanpa sanksi tegas.
Rentetan kasus ini harus menjadi alarm yang serius bagi kepolisian untuk segera melakukan reformasi yang menyeluruh.
Presiden sebagai kepala negara juga bertanggung jawab untuk segera melakukan reformasi menyeluruh di tubuh kepolisian untuk menghapuskan budaya kekerasan aparat yang telah menjadi endemi di tubuh kepolisian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement