Kredit Foto: Istimewa
Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Haryo Liman Seto, menyampaikan bahwa meski dihadapkan dengan berbagai hal seperti volatilitas pasar, geopolitik, dan lain-lain, pertumbuhan ekonomi nasional masih solid.
Presiden RI Prabowo Subianto pun telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 8% . “Dalam hal ini, praktik Governance, Risk and Compliance (GRC) bisa menjadi alat untuk transformasi ekonomi yang efektif, transparan, dan berkelanjutan,” kata Haryo dalam sambutannya pada acara Top GRC Awards 2025 di Jakarta, kemarin.
Senada dengan Haryo, Ketua Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG), Profesor Mardiasmo, menyatakan bahwa GRC adalah alat penting untuk membangun ketahanan jangka pendek atau pun jangka panjang bagi perusahaan. “Dan, organisasi yang berkelanjutan, tak hanya bertahan, tetapi juga memberikan kontribusi bagi lingkungan di sekitar,” kata dia.
Baca Juga: Perkuat Penerapan GRC di Sektor keuangan, OJK Bakal Gelar RGS 2025 Besok
Makna ‘ketahanan’ adalah kemampuan suatu organisasi untuk bertahan dan pulih dari goncangan-goncangan. Contoh goncangan itu adalah pandemi Covid-19, ancaman siber, dan lain-lain. “Dan, ‘keberlanjutan’ adalah untuk ketahanan bisnis jangka panjang. Itulah yang bikin nilai langgeng bagi semua pemangku kepentingan,” kata Mardiasmo.
Adapun penghargaan Top GRC Awards 2025 diberikan kepada perusahaan ternama dari berbagai sektor bisnis. Penghargaan tersebut diberikan setelah selesainya keseluruhan proses penilaian yang berlangsung selama sekitar dua bulan, oleh Majalah TopBusiness berkolaborasi dengan sejumlah lembaga/pakar.
“Top GRC Awards adalah kegiatan penilaian, pemberian penghargaan, dan edukasi GRC yang terbesar di Indonesia, dan diberikan kepada perusahaan yang berkinerja baik, serta telah menerapkan GRC secara efektif dan berkualitas,” kata Ketua Penyelenggara Top GRC Awards 2025, M. Lutfi Handayani.
Ada beberapa perusahaan terbaik yang menerima penghargaan prestis tersebut. Diantaranya adalah PT Pos Indonesia (Persero); PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero); PT Semen Gresik; PT Bank Pembangunan Daerah Bali; PT Mandiri Utama Finance; PT Bank SeaBank Indonesia; BPJS Kesehatan; PT Jasa Marga (Persero), Tbk.; PT Pan Brothers, Tbk.
Kemudian, ada pula perusahaan-perusahaan seperti PT MRT Jakarta (Perseroda); PT LiuGong Finance Indonesia; Perumda Pembangunan Sarana Jaya; PT Meulaboh Power Generation; Lintasarta; PT Perusahaan Gas Negara, Tbk.; PT Pelayaran Bahtera Adhiguna; dan sejumlah nama besar lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Juri Top GRC Awards 2025, Dr. Antonius Alijoyo menyampaikan, dalam era yang dinamis dan penuh disrupsi ini, konsep double materiality impact menjadi sangat relevan. Di satu sisi, organisasi harus memahami dampak dari faktor eksternal terhadap keberlangsungan bisnis.
Baca Juga: Prabowo Sorot Ekonomi RI Tetap Stabil Meski Diguncang Demo Berujung Ricuh
Dan di sisi lain, harus menyadari bahwa keputusan dan tindakan organisasi akan memiliki dampak terhadap lingkungan eksternal, termasuk aspek sosial dan lingkungan hidup.
Dalam konteks inilah peran GRC semakin strategis. “Dengan GRC, kita tidak hanya mampu mengelola risiko dan ancaman secara efektif, tetapi juga mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan nilai tambah (creating value) yang berkelanjutan, bagi seluruh pemangku kepentingan," ungkapnya.
Praktisi GRC dituntut tidak hanya memiliki kompetensi dalam pengambilan keputusan yang tepat dan cerdas (smart decision making), namun juga keputusan yang bermoral, berintegritas, dan bertanggung jawab. “Disinilah pentingnya integrity dan ethical governance agar smart decision kita bisa menjadi wise decision,” tambah Antonius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement