Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Standar BBM Jadi Kendala, BP AKR Belum Putuskan Beli dari Pertamina

Standar BBM Jadi Kendala, BP AKR Belum Putuskan Beli dari Pertamina Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Direktur BP AKR Vanda Laura menyatakan usulan pemerintah agar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Pertamina masih dikaji dan belum menjadi keputusan final. Ia menegaskan pihaknya juga menimbang opsi lain untuk memenuhi kebutuhan gasoline atau bensin.

Sebagaimana diketahui, dalam beberapa waktu belakangan stok BBM di sejumlah SPBU swasta seperti BP AKR, Shell, dan Vivo mengalami kekosongan pada produk gasoline.

“Ya itu kan baru saran ya. Tapi maksudnya, ya kami kan tetap melihat apa pun potensinya, alternatif-alternatifnya gitu. Jadi tidak menutup kemungkinan. Ya kita hanya bersikekeh kepada satu hal,” ujar Vanda ditemui di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Baca Juga: Alokasi BBM Swasta Naik 10%, Pemerintah Minta Serap Kuota Pertamina Jika Kurang

Vanda menjelaskan, BP AKR memiliki spesifikasi dan standar khusus untuk produk BBM yang perlu dibicarakan lebih lanjut dengan Pertamina

“Masing-masing perusahaan itu pasti punya spesifikasi dan standarnya sendiri-sendiri. Kami akan serahkan requirements yang kami punya. Nanti akan dibicarakan lebih lanjut. Yang mesti dievaluasi juga dari tim Pertaminanya juga. Mungkin yang tim teknisnya pasti akan lebih memahami,” jelas Vanda.

Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaiman, membenarkan opsi pembelian BBM Pertamina bagi SPBU swasta masih terkendala perbedaan spesifikasi.

“Mereka masih berkutat di masalah spesifikasi karena yang mau diberikan ada sedikit perbedaan aditif,” ungkap laode.

Baca Juga: AKRA Optimalkan Distribusi BBM dan Kawasan Industri JIIPE, Target Investasi Rp238 Triliun

Laode menegaskan, opsi pemerintah tersebut sifatnya tidak mengikat dan masih menunggu data kebutuhan dari masing-masing perusahaan SPBU.

“Setuju atau tidak, kita sudah nawarin solusinya,” katanya

Ia menambahkan, kebutuhan SPBU swasta relatif kecil, namun pemerintah tetap harus memastikan kapasitas Pertamina. Jika tidak mencukupi, impor akan menjadi jalan terakhir dengan Pertamina sebagai agregator.

“Kan gini, ada tambahannya dari SPBU swasta Kita tugaskan Pertamina satu pintu Kita minta datanya Begitu dapat data, kita kasih tau Pertaminanya Kata Pertamina, oh ternyata perlu tambahan nih Pak, kami harus impor tambahan Berarti ini” tutupnya.




Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: