Kredit Foto: Istimewa
Customer Relationship Management (CRM) merupakan sebuah strategi bisnis yang diterapkan dalam jangka waktu panjang, untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.
Di era digital, implementasi CRM lebih banyak ditujukan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Sehingga bisnis mampu menonjol dan menjadi lebih unggul di tengah kompetisi bisnis yang ketat.
Karena CRM memungkinkan bisnis untuk memahami perilaku pelanggan, menyesuaikan pendekatan layanan, dan meningkatkan retensi. Namun, implementasinya tak akan luput dari kesalahan, dibutuhkan perencanaan yang matang dan keselarasan antara strategi bisnis dengan fitur teknologi yang dipilih.
Dampak Kesalahan Implementasi CRM pada Kinerja Bisnis
Kesalahan dalam implementasi CRM bisa berdampak serius pada kinerja bisnis secara keseluruhan. Alih-alih meningkatkan efisiensi dan produktivitas, CRM yang diterapkan secara keliru justru bisa menjadi beban. Dampaknya pun tidak hanya pada anggaran dan waktu yang terbuang sia-sia, tetapi juga:
- sistem yang berjalan tidak intuitif dan tidak sesuai dengan kebutuhan tim,
- menghambat aliran data yang krusial bagi bisnis,
- mengurangi visibilitas aktivitas pelanggan,
- data menjadi tidak akurat karena ada potensi terduplikasi.
Jika dibiarkan dalam jangka panjang, tidak hanya operasional yang terdampak, tetapi juga pengalaman pelanggan yang secara perlahan menjadi rusak.
Kesalahan Umum yang Sering Terjadi
Kesalahan umum akan selalu ada dalam penerapan strategi bisnis. Tapi bukan berarti hal tersebut menjadi hambatan yang dapat menghentikan bisnis untuk terus menggunakan strategi. Justru hal ini perlu menjadi salah satu cara untuk menghindari kejadian tersebut. Berikut 7 kesalahan umum yang sering terjadi dalam proses implementasi CRM.
1. Tidak menentukan tujuan yang jelas
Ketika bisnis tidak menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur saat memulai proses implementasi CRM, yang terjadi adalah bisnis dapat kehilangan arah. Maksudnya, bisnis tidak akan bisa mengevaluasi keberhasilan dari implementasi itu sendiri.
Sehingga, tujuan seperti meningkatkan retensi pelanggan, mempercepat proses penjualan, atau memperbaiki layanan pelanggan harus ditetapkan sejak awal dan disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.
2. Memilih platform yang tidak sesuai
Perbedaan jenis bisnis dapat mempengaruhi platform CRM yang akan digunakan. Kesalahan dalam memilih sistem, baik dari sisi fitur, skalabilitas, maupun integrasi, dapat menyebabkan hambatan dalam penggunaan jangka panjang.
Beberapa bisnis memilih CRM yang terlalu kompleks untuk kebutuhan mereka, ada pula beberapa yang justru menggunakan sistem yang terlalu sederhana untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, bisnis harus memilih yang pas dan sesuai, agar implementasi CRM dapat memberikan hasil optimal.
3. Kurangnya pelatihan untuk pengguna
CRM bisa berjalan dengan efektif jika penggunaannya dimaksimalkan oleh tim penggunanya. Jika anggota tim tidak mendapatkan pelatihan yang memadai, maka fitur yang ada dalam CRM tidak bisa terpakai dengan optimal.
Sehingga, pelatihan berkelanjutan harus menjadi bagian dari strategi implementasi untuk memastikan seluruh tim memahami manfaat dan cara kerja CRM.
4. Tidak melibatkan tim penjualan dan layanan
CRM biasanya digunakan paling banyak oleh tim penjualan dan layanan pelanggan. Namun, tak jarang mereka tidak dilibatkan dalam proses pemilihan atau konfigurasi sistem. Akibatnya, fitur-fitur yang dibutuhkan tidak tersedia, dan implementasi CRM terasa tidak relevan dengan aktivitas kerja mereka.
Sehingga, keterlibatan sejak awal akan meningkatkan adopsi dan menciptakan sistem yang benar-benar mendukung kebutuhan tim di lapangan.
5. Mengabaikan integrasi dengan sistem lain
Platform CRM tidak bisa berdiri sendiri. Alat ini harus terhubung dengan sistem lain seperti ERP, email marketing, helpdesk, atau platform komunikasi internal. Padahal, beberapa pendekatan integrasi modern dapat membantu menggabungkan aktivitas sosial ke dalam sistem CRM dengan lebih efisien. Misalnya, menggunakan fitur WhatsApp broadcast untuk menjangkau pelanggan secara massal dengan pendekatan personal.
Tanpa integrasi yang baik, data akan terpisah-pisah dan menjadi tidak sinkron. Ketidaksesuaian data tersebut dapat menyebabkan miskomunikasi, keterlambatan layanan, dan pengalaman pelanggan yang tidak konsisten. Akhirnya, implementasi CRM justru menghambat kolaborasi antar tim dan menurunkan kualitas pengambilan keputusan.
6. Tidak memanfaatkan data pelanggan secara maksimal
Banyak organisasi hanya menggunakan CRM sebagai tempat menyimpan data. Mereka melupakan bahwa CRM adalah alat analisis yang dapat menghasilkan wawasan strategis. Padahal, CRM menyimpan informasi berharga tentang perilaku dan preferensi pelanggan.
Tanpa analisis yang tepat, perusahaan melewatkan peluang untuk meningkatkan penjualan, loyalitas, dan pengalaman pelanggan secara keseluruhan. Bisnis yang gagal menggunakan data pelanggan secara strategis juga beresiko tertinggal dari pesaing.
7. Tidak melakukan evaluasi dan perbaikan berkala
Karena impelmentasi CRM dijalankan dalam jangka waktu yang panjang,dan seiring dengan perubahan pasar dan strategi perusahaan, CRM juga harus dievaluasi dan diperbaharui secara berkala.
Selain itu, perbaikan juga harus dilakukan berdasarkan masukan dari pengguna. Bisnis yang mengabaikan review rutin cenderung akan tertinggal dan kehilangan manfaat dari sistem yang seharusnya mendukung pertumbuhan bisnis ini.
Cara Menghindari Kesalahan Implementasi CRM
Pendekatan yang tepat sejak awal akan membantu memastikan bahwa investasi CRM benar-benar memberikan dampak positif bagi bisnis. Ini dia cara menghindarinya.
Buat roadmap yang jelas dan realistis
Sebelum memulai implementasi CRM, susunlah roadmap yang jelas dan realistis. Hal ini mencakup tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui penggunaan CRM, hingga identifikasi kebutuhan sistem, anggaran yang tersedia, serta timeline implementasi.
Roadmap yang baik harus mencakup langkah-langkah strategis yang menghubungkan tujuan bisnis dengan fitur yang dibutuhkan. Misalnya, jika tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan retensi pelanggan, roadmap akan mencakup fitur-fitur CRM seperti automasi komunikasi dan analisis data pelanggan.
Pastikan bahwa roadmap ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari manajemen hingga tim operasional. Dengan begitu, semua pihak dapat memiliki ekspektasi yang jelas dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Lakukan uji coba sebelum peluncuran penuh
Untuk menghindari kegagalan dalam implementasi CRM, lakukan uji coba sebelum peluncuran penuh. Uji coba atau pilot testing membantu perusahaan mengidentifikasi potensi masalah sebelum sistem benar-benar diterapkan ke seluruh bagian operasional.
Uji coba memungkinkan tim untuk menguji CRM dalam skala kecil dan mendapatkan feedback dari pengguna yang langsung terlibat. Dengan melakukan uji coba, bisnis dapat melihat apakah sistem berfungsi seperti yang diharapkan, apakah integrasi dengan sistem lain berjalan lancar, dan apakah pengguna merasa nyaman dengan antarmuka serta fitur yang ada.
Selain itu, pilot testing memberikan kesempatan untuk melatih pengguna dan memberikan mereka waktu untuk beradaptasi dengan sistem baru. Melalui uji coba, masalah yang tidak terduga dapat diatasi lebih awal, dan adopsi sistem akan berjalan lebih mulus saat diluncurkan secara resmi.
Implementasi CRM yang sukses bukan hanya soal memilih teknologi terbaik, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan mempersiapkan strategi, tim, dan proses untuk mendukung penggunaannya secara menyeluruh.
Implementasi yang sukses bukan hanya soal memilih teknologi terbaik, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan mempersiapkan strategi, tim, dan proses untuk mendukung penggunaannya secara menyeluruh.
Karena CRM yang dirancang dan dijalankan dengan baik akan membantu perusahaan membangun hubungan pelanggan yang lebih kuat, meningkatkan efisiensi tim, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: