Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
Harga minyak dunia ditutup menguat pada perdagangan di Jumat (12/9). Serangan Ukraina menghentikan sementara aktivitas pengapalan dalam salah satu pelabuhan minyak terbesar dari Rusia.
Dilansir dari Reuters, Senin (15/9), Kontrak Brent Crude naik 0,93% menjadi US$66,99. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,51% menjadi US$62,69.
Baca Juga: Kemendag Ungkap Hasil Pengawasan Distribusi MINYAKITA di Sulawesi Utara
Baca Juga: HSBC: OPEC+ Lepaskan Pemangkasan Produksi Minyak Lebih Cepat
Ukraina membuat harga minyak melonjak setelah serangan dronenya menghantam pelabuhan dari Primorsk. Rusia dengan hal itu dipaksa menghentikan sementara operasi pemuatan minyak.
“Serangan terhadap infrastruktur energi berpotensi menekan ekspor minyak mentah dan produk olahan negara itu,” ujar UBS Analyst, Giovanni Staunovo.
Namun, penguatan harga mulai menyusut seiring fokus pasar beralih pada laporan ketenagakerjaan yang direvisi serta data inflasi yang lebih tinggi di Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam baru-baru melaporkan penciptaan lapangan kerja yang lemah. Sementara itu, indeks harga konsumen naik 0,4% di Agustus.
Adapun Badan Energi Internasional (IEA) menyebut pasokan global akan meningkat lebih cepat tahun ini seiring rencana penambahan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+).
Baca Juga: Peran Strategis Industri Sawit dalam Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Baca Juga: Solusi Strategis SAF Sawit Atasi Ketergantungan Impor dan Kurangi Emisi Karbon
Namun, laporan lembaga itu sendiri tidak mengubah proyeksi permintaan minyak yang relatif tinggi untuk tahun ini dan tahun depan, dengan alasan tren pertumbuhan ekonomi global masih solid.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement