Kredit Foto: Istimewa
Pejabat Federal Reserve (The Fed) menyuarakan keraguan atas perlunya pemangkasan suku bunga lebih lanjut menyusul inflasi yang masih terkendali dan pasar tenaga kerja yang relatif kuat di Amerika Serikat (AS).
Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem mengatakan pemangkasan suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin pekan lalu memang tepat untuk mengantisipasi risiko kenaikan pengangguran. Namun, ia menilai ruang pelonggaran tambahan terbatas.
Baca Juga: Bursa Asia Melonjak, China Putuskan Tahan Suku Bunga
“Saya mendukung pemotongan suku bunga sebagai langkah pencegahan untuk mendukung pasar tenaga kerja. Tetapi saya percaya ada keterbatasan dalam melonggarkan kebijakan tanpa menjadi terlalu akomodatif, dan kita harus berhati-hati,” ujar Musalem, dilansir Selasa (23/9).
Adapun Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, pemotongan suku bunga pekan lalu kemungkinan menjadi satu-satunya yang diperlukan tahun ini, mengingat inflasi masih sekitar satu poin persentase di atas target.
“Saya khawatir inflasi yang terlalu tinggi terlalu lama. Untuk saat ini, saya tidak mendukung pemangkasan suku bunga tambahan pada pertemuan Oktober, tapi kita akan lihat nanti,” kata Bostic.
Baca Juga: Harga Emas Terus Naik, Efek Optimistis Dipangkasnya Suku Bunga
Komentar keduanya mencerminkan perdebatan internal pejabat bank sentral mengenai seberapa jauh dan cepat kebijakan moneter harus dilonggarkan. Proyeksi median menunjukkan kemungkinan dua kali pemangkasan lagi tahun ini, tetapi tujuh pembuat kebijakan menilai tidak perlu ada tambahan pemotongan di 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement