Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspansi ke Tiga Tambang, PT Timah Bidik Produksi 30.000 Ton pada 2026

Ekspansi ke Tiga Tambang, PT Timah Bidik Produksi 30.000 Ton pada 2026 Kredit Foto: PT Timah Tbk
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Timah Tbk (TINS) menargetkan peningkatan produksi hingga 30.000 ton per tahun pada 2026. Untuk mencapai target itu, perseroan berencana memperluas wilayah operasional di tiga lokasi tambang di Bangka Selatan.

Tiga tambang itu yakni, Tambang Beriga dengan potensi sekitar 4.000 ton Sn, Tambang Rias dengan potensi 2.297 ton Sn, serta Laut Olivier yang menyimpan potensi sumber daya mencapai 38.900 ton Sn.

“Target untuk tahun ke depan. Jadi sampai dengan Desember 2026 untuk mencapai 30.000 ton” ucap Direktur Utama Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS), Restu Widiyanto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin (22/9/2025).

Baca Juga: PT Timah Ubah Tambang Ilegal Jadi Legal Lewat 30 Koperasi

Namun, Restu mengungkapkan rencana ekspansi tambang tersebut masih menghadapi kendala regulasi. Ia mencontohkan, proses perizinan di perairan Olivier sudah berlangsung hampir dua tahun namun belum rampung.

“Padahal itu sudah dibantu oleh banyak Departemen, Kementerian yang membantu kami. Tetapi untuk pengurusan administrasi saja misalnya di satu lokasi, satu setengah tahun kami masih membutuhkan menghadap, berkunjung ke kantor-kantor di Jakarta untuk mendapatkan izin itu. Itu baru untuk administrasi,” ungkapnya.

Menurutnya, setelah perizinan keluar pun, PT Timah masih memerlukan waktu tambahan 1–2 tahun untuk persiapan aktivitas penambangan. “Potensinya sangat besar, misalnya di Olivier, tetapi sudah kami angan-angan bertahun-tahun untuk bisa menambang itu, tapi izinnya belum keluar,” kata Restu.

Baca Juga: Dirut PT Timah: Tambang Ilegal Bikin Kami Selalu Kalah di Lapangan

Direktur Operasional PT Timah, Nur Adi Kuncoro menyebut hal ini bahkan menjadi salah satu faktor penurunan produksi timah di sepanjang semester I 2025, disamping keterbatasan alat produksi dan cuaca.

"Beberapa lokasi yang memang belum sepenuhnya kita bisa masuk ke lokasi tersebut Pak, yaitu lokasi Olivier di Laut Belitung, Beriga yang ada di Bangka Tengah, dan Laut Trias yang ada di wilayah Bangka Selatan,” jelas Nur.

Ia melaporkan penurunan produksi bijih timah sebesar 32 persen pada semester I 2025. Produksi bijih hanya mencapai 6.997 ton Sn, turun dari 10.279 ton Sn pada periode yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Laba PT Timah Turun 30,8% di Semester I-2025, Produksi Anjlok 32%

Produksi logam timah juga merosot 29 persen menjadi 6.870 metrik ton, sementara penjualan logam turun 28 persen menjadi 5.983 metrik ton.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: