Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biaya Medis Global Naik, Asia Catat Lonjakan Tertinggi!

Biaya Medis Global Naik, Asia Catat Lonjakan Tertinggi! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lonjakan biaya medis terjadi secara global dengan kawasan Asia, termasuk Indonesia, mencatat kenaikan paling tajam. Tren ini dianggap menambah beban bagi industri asuransi kesehatan di tengah meningkatnya klaim pasca pandemi.

Presiden Komisaris BCA Life, Christina W Setyabudhi menyebut, data dari Mercer menunjukkan tren biaya medis dunia belum kembali normal.

Baca Juga: BCA Digital Masuk Ekosistem Pariwisata, Gandeng Singapore Tourism Board

“Bahwa di seluruh dunia data ini kami dapatkan dari Mercer and Mars, data health trend di 2025 yang paling mutakhir. Jadi memang global medical cost itu trend-nya meningkat,” ujarnya.

Christina menjelaskan, Asia menempati posisi dengan kenaikan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

“Kalau kita melihat Asia, itu kenaikannya cukup besar. Karena medical trend kenaikan biaya medical di Indonesia itu sekitar antara 16% sampai 19%,” katanya dalam Virtual Seminar LPPI, Penguatan Ekosistem Asuransi Kesehatan Indonesia pada Jumat (26/9/2025).

Menurutnya, ada beberapa pendorong biaya medis yang semakin tinggi dan salah satu penyebab utamanya adalah faktor inflasi pasca pandemi.

“Kenapa? Karena kita juga semua tahu bahwa setelah COVID, terjadi inflasi karena adanya isu supply chain. Jadi dunia yang tadinya mandep itu karena adanya COVID, kemudian harus mulai menjalankan semua kegiatannya perlu satu effort dan satu cost yang cukup besar,” jelas Christina.

Selain inflasi, ia menekankan bahwa perkembangan teknologi kedokteran juga memberikan kontribusi. 

“Yang menarik di sini adalah adanya pilihan-pilihan baru untuk treatment. Kita tahu bahwa kalau tadinya operasi bisa dilakukan secara operasi biasa, namun sekarang ada alternatifnya adalah robotik atau melakukannya dengan laser. Nah, ini membuat biaya-biaya alat-alat yang baru itu tidak sedikit meskipun memang canggih sekali,” ungkapnya.

Selain itu, Christina menambahkan juga bahwa perubahan regulasi di beberapa kawasan turut memicu kenaikan biaya. 

Baca Juga: STB Gandeng BCA Digital, Targetkan Wisatawan Indonesia ke Singapura

“Contoh di Eropa sendiri karena pemerintahnya juga susah secara ekonomi. Healthcare mereka itu yang dari pemerintah sangat-sangat dilimit sehingga harus ditanggung oleh perusahaan. Nah, itu juga merubah pattern daripada biaya medis,” paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: