Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pejabat The Fed Minneapolis: Demam Akal Imitasi Pengaruhi Arah Suku Bunga AS

Pejabat The Fed Minneapolis: Demam Akal Imitasi Pengaruhi Arah Suku Bunga AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Federal Reserve (The Fed) Bank of Minneapolis, Neel Kashkari menyebut bahwa arah kebijakan suku bunga berpotensi untuk dipengaruhi oleh deman investasi terkait dengan akal imitasi (AI) di Amerika Serikat (AS).

Kashkarimemperingatkan bahwa investasi besar-besaran dalam pusat data berbasis kecerdasan buatan dapat mendorong biaya pinjaman tetap tinggi, bahkan jika bank sentral memangkas suku bunga acuan.

Baca Juga: Uni Eropa Akan Pangkas Kuota Bebas Cukai dan Naikkan Tarif Baja Jadi 50%

“Bahkan jika bank sentral melakukan satu atau lebih penurunan suku bunga, hal itu mungkin tidak langsung diterjemahkan menjadi penurunan suku bunga hipotek karena modal yang seharusnya digunakan untuk membangun rumah atau apartemen justru dialihkan untuk membangun pusat data yang memberikan imbal hasil investasi lebih tinggi,” kata Kashkari, dilansir Rabu (8/10).

Ia menambahkan bahwa penurunan suku bunga secara berlebihan berisiko memanaskan ekonomi. Hal tersebut dapat menyebabkan pengangguran sangat rendah namun inflasi tinggi.

“Jika kami memangkas suku bunga secara drastis melampaui apa yang dibenarkan kondisi ekonomi, Anda akan melihat tingkat pengangguran yang sangat rendah dan inflasi yang tinggi karena ekonomi terlalu panas,” ujarnya.

Kashkari mendukung pemangkasan suku bunga pada bulan lalu dan mengatakan bahwa bank sentral sebaiknya melakukan pemangkasan serupa pada dua pertemuan kebijakan berikutnya untuk melindungi pasar tenaga kerja dari pelemahan lebih lanjut.

Meski demikian, Kashkari menegaskan ia tidak melihat akal imitasi sebagai penyebab utama pelemahan pasar kerja. Justru menurutnya, penyebab utama hal itu adalah tarif impor yang mendorong harga naik sekaligus memperlambat ekonomi.

Mengenai dampak akal imitasi terhadap produktivitas buruh, ia menyampaikan pandangan yang lebih berhati-hati.

Adapun Kashkari mengatakan bahwa akal imitasi tak akan menggantikan buruh dan membuat gelombang pemutusan hubungan kerja. AI menurutnya lebih efektif dalam menangani tugas-tugas sempit ketimbang menjadi teknologi serba guna yang dapat segera mengubah dunia kerja.

“Kami mendengar banyak pernyataan besar, tetapi kami belum melihat buktinya. Saya skeptis bahwa banyak pekerja saat ini telah digantikan oleh AI. Menurut saya, ini masih terlalu dini,” kata Kashkari.

Baca Juga: Menilik Arah Suku Bunga, Jepang Waspadai Dampak Tarif AS

Ia juga mencatat bahwa inovasi teknologi di masa lalu membutuhkan waktu lama untuk benar-benar memberi dampak pada perekonomian, sehingga ekspektasi lonjakan produktivitas jangka pendek akibat akal imitasi perlu dilihat secara realistis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: