Dolar Menguat, Investor Tunggu Kebijakan The Fed dan Dampak Shutdown Pemerintah AS
Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat dalam perdagangan di Selasa (7/10). Hal ini terjadi menyusul sejumlah kekhawatiran yang dimiliki investor terkait dengan kondisi perekonomian dari Negeri Paman Sam.
Dilansir dari Reuters, Rabu (8/10), Indeks Dolar (DXY) naik 0,46% menjadi 98,57. Kenaikan tipis ini terjadi saat dolar tertekan oleh kekhawatiran atas prospek fiskal yang memburuk, perlambatan pertumbuhan, dan dampak kebijakan tarif yang dinilai dapat mengurangi daya tarik aset-aset AS.
Baca Juga: Trump Janjikan Dukungan Keamanan, Optimistis Soal Negosiasi Gaza
“Pelemahan dolar yang terjadi sejak awal tahun mulai berhenti, dengan greenback sebagian besar bergerak konsolidatif terhadap mata uang utama lainnya,” kata DRW Trading Strategist, Lou Brien.
Namun, Brien memperkirakan tren pelemahan dolar akan kembali berlanjut didorong oleh pelemahan pasar tenaga kerja dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar.
“Pasar tenaga kerja di sini lebih lemah dan akan terus melemah dibandingkan perkiraan umum. Dan bukan hanya kemungkinan akan ada ketua bank sentral yang lebih dovish tahun depan, tetapi dalam periode tersebut saya pikir kebijakan bank sentral akan sedikit lebih longgar daripada yang saat ini diperhitungkan pasar,” ujarnya.
Sejauh ini, pasar relatif mengabaikan shutdown pemerintah dari AS. Namun Brien memperingatkan bahwa shutdown yang lebih lama dapat membebani dolar karena akan melemahkan kinerja ekonomi.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan pemerintahannya berencana menghapus sejumlah program pemerintah akibat shutdown dan akan mengumumkan rincian pemangkasan pekerjaan dalam empat hingga lima hari ke depan.
Shutdown tersebut telah menunda publikasi laporan ketenagakerjaan bulanan untuk September dan diperkirakan juga akan menunda rilis data ekonomi penting lainnya hingga pemerintah kembali dibuka.
Survei Federal Reserve New York menunjukkan bahwa masyarakat semakin khawatir tentang prospek pasar tenaga kerja pada bulan lalu, sambil menaikkan proyeksi terhadap laju inflasi jangka pendek.
Baca Juga: Cara Melobi Presiden Brasil Lewat Kenangan Supaya Trump Melunak dan Turunkan Tarif
Sementara Gubernur The Fed Stephen Miran menyatakan pandangan yang lebih optimistis terhadap inflasi dibandingkan banyak pihak lain, dan menilai ketenangan relatif pasar obligasi mendukung langkah cepat untuk menurunkan suku bunga dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement