Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Target IHSG 9.000 Masih Terlalu Ambisius

Target IHSG 9.000 Masih Terlalu Ambisius Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus 9.000 poin pada akhir 2025 yang disampaikan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersifat lebih aspiratif ketimbang realistis. Waktu perdagangan yang tersisa dinilai terlalu sempit untuk mencapai reli setinggi itu, meskipun indikator ekonomi nasional masih solid.

Dalam riset terbarunya, Selasa (4/11/2025), Kiwoom menjelaskan bahwa secara fundamental, ekonomi Indonesia berada pada posisi kuat. Inflasi stabil di 2,86 persen (year-on-year/yoy), Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur mencapai 51,2, lebih tinggi dibandingkan Korea Selatan, China, Jerman, dan Inggris. Selain itu, neraca perdagangan mencatat surplus USD 33,5 miliar hingga sembilan bulan pertama tahun ini.

“Kombinasi faktor-faktor tersebut menjaga pondasi ekonomi tetap kokoh, namun tidak otomatis menjamin reli pasar tanpa batas,” tulis Kiwoom Research.

Baca Juga: BEI Nilai Target IHSG 9.000 yang Ditetapkan Menkeu Purbaya Realistis

Kiwoom memperkirakan dengan sisa waktu perdagangan efektif sekitar satu setengah bulan serta adanya jeda libur panjang, proyeksi realistis IHSG berada di kisaran 8.600–8.700 poin, atau potensi kenaikan sekitar 4 persen.

“Target 9.000 terlihat terlalu ambisius. Pola Cup and Handle besar masih valid, tetapi reli ini memerlukan bahan bakar lebih dari sekadar euforia pasar,” ungkap riset tersebut.

Menurut Kiwoom, beberapa faktor masih berpotensi menopang indeks menjelang akhir tahun, antara lain musim belanja Natal dan Tahun Baru, stimulus fiskal pemerintah, serta rebalancing indeks MSCI yang dapat memengaruhi saham berkapitalisasi besar. Namun, reli jangka pendek dibatasi oleh kenaikan harga saham yang sudah tinggi, perlambatan laba korporasi, serta ketidakpastian arah suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

“Selain itu, risiko government shutdown di Amerika Serikat masih membayangi, sementara kinerja sektor perbankan domestik belum memberikan konfirmasi kuat terhadap keberlanjutan tren positif,” tulis Kiwoom.

Baca Juga: Purbaya Super Pede IHSG 'To the Moon', Ramal Bakal Tembus Level 32.000

Kiwoom juga menyoroti pentingnya data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2025 yang akan segera dirilis. Hasil yang tidak sesuai ekspektasi dapat mendorong percepatan belanja negara dan peningkatan konsumsi rumah tangga sebagai katalis tambahan bagi pasar saham.

Secara teknikal, Kiwoom menilai IHSG mendekati target pola di kisaran 8.600 poin dengan bias positif menuju awal 2026, namun penembusan 9.000 poin membutuhkan dukungan kuat dari arus dana asing dan perbaikan fundamental korporasi.

Sebelumnya, BEI menilai target IHSG 9.000 masih realistis sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, mengatakan tren positif IHSG ditopang pertumbuhan ekonomi stabil, peningkatan transaksi investor ritel, serta kinerja emiten yang solid.

“Kondisi ekonomi baik, transaksi bagus, dan perusahaan tercatat terus menunjukkan perkembangan positif. Dengan kondisi ini, target IHSG 9.000 realistis,” ujar Irvan, Senin (3/11/2025).

BEI juga memperluas variasi produk investasi, termasuk konversi reksa dana konvensional menjadi Exchange Traded Fund (ETF) serta pengembangan indeks baru untuk memperkuat likuiditas pasar.

“Inovasi ini kami dorong agar investor memiliki lebih banyak pilihan, pasar sekunder semakin likuid, dan pergerakan IHSG lebih optimal,” kata Irvan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: