Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Soroti China, Bursa Asia Tertekan Aksi Jual Saham Teknologi

Investor Soroti China, Bursa Asia Tertekan Aksi Jual Saham Teknologi Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia  kembali mengalami perdagangan yang bergejolak pada perdagangan di Jumat (14/11). Ia kembali tertekan oleh aksi jual saham teknologi dan data ekonomi yang menunjukkan penurunan investasi terbesar dalam sejarah di China.

Dilansir Senin (17/11), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa China dan Korea Selatan mencatatkan penurunan yang signifikan dalam sesi kali ini:

  • Hang Seng (Hong Kong): Turun 1,85% ke 26.572,46
  • CSI 300 (China): Turun 1,57% ke 4.628,14
  • Shanghai Composite (China): Turun 0,97% ke 3.990,49
  • Nikkei 225 (Jepang): Turun 1,77% ke 50.376,53
  • Topix (Jepang): Turun 0,65% ke 3.359,81
  • Kospi (Korea Selatan): Turun 3,81% ke 4.011,57
  • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 2,23% ke 897,90

Saham-saham teknologi regional merosot menyusul anjloknya nilai saham dari Nvidia. Hal tersebut terjadi akibat kekhawatiran atas valuasi perusahaan tersebut menyusul keputusan penjualan saham dalam perusahaan itu oleh SoftBank.

Investor melihat hal itu sebagai sinyal untuk mengevaluasi nilai saham sektor teknologi, yang memicu penurunan pada SK Hynix, Samsung Electronics, dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).

Dari China, investor juga terseret kekhawatiran atas perlambatan ekonomi setelah data menunjukkan aktivitas melambat lebih dari perkiraan pada awal kuartal terakhir tahun ini.

Biro Statistik Nasional China melaporkan bahwa investasi aset tetap dalam sepuluh bulan pertama turun 1,7%. Ia mencatat rekor penurunan terdalam.

Dari Amerika Serikat (AS), sentimen regional negara ini turut menekan pasar global. Hal ini menyusul kegelisahan dalam pasar terkait dampak penutupan pemerintahan federal terlama dalam sejarah. Shutdown tersebut membuat pemerintah menunda rilis data penting seperti inflasi dan ketenagakerjaan.

Pada saat yang sama, semakin banyak pejabat bank sentral yang mengisyaratkan kehati-hatian terhadap peluang pemangkasan suku bunga bulan depan, memperburuk ketidakpastian pasar di AS.

Baca Juga: KSEI Perluas Akses Pasar Saham, Ingin Distribusi Investor Lebih Merata

“Ini memang menjadi pekan yang sangat volatil bagi sentimen pasar, dengan meredanya kekhawatiran atas akhir shutdown bersaing dengan kekhawatiran valuasi saham teknologi dan kemungkinan apakah bank sentral akan kembali memangkas suku bunga setelah beberapa pejabat menyampaikan nada lebih hati-hati,” kata Analis Deutsche Bank, Jim Reid.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: