- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Air sebagai 'Nafas' Operasi: Strategi Vale Mengelola Limpasan Tambang di Sorowako
Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Pagi di Sorowako selalu menghadirkan pemandangan yang menenangkan. Kabut lembut menggantung perlahan di atas Danau Matano, sementara permukaan airnya berkilau jernih memantulkan warna langit yang cerah. Kejernihan itu menjadi gambaran harmoni antara bentang alam dan aktivitas pertambangan nikel yang beroperasi di perbukitan sekitarnya.
Di balik lanskap yang tenang itu, sistem pengelolaan air PT Vale Indonesia Tbk (INCO), anggota holding BUMN Pertambangan Indonesia, MIND ID bekerja sepanjang waktu. Tidak ada jeda.
Air hujan turun melewati perjalanan panjang sebelum kembali menyatu dengan alam. Perjalanan itu dimulai dari titik-titik tertinggi hingga mencapai fasilitas pengelolaan modern, di mana teknologi, ilmu lingkungan, dan komitmen operasional bertemu dalam satu aliran yang terpadu.
Air Limpasan dan Kandungan Krom
Tanah laterit Sorowako menyimpan berbagai mineral alami, termasuk Chromium 3 (Cr³⁺), bagian dari karakter geologi kawasan. Kehadirannya merupakan ciri khas wilayah ini dan menjadi fokus utama dalam pengelolaan air limpasan.
“Air yang dari front, dari disposal, dari side itu mengandung krom 3. Ketika teroksidasi, dia berubah jadi krom 6 yang berbahaya kalau terpapar ke manusia,” kata Arris Kallolangi, Supervisor Mine Infrastructure Vale, di Sorowako, Rabu (22/10/2025).
Struktur tambang Vale yang terdiri dari beberapa pit terpisah menciptakan aliran air dari berbagai arah. Setiap titik memiliki karakteristik sendiri, sehingga pengelolaannya harus dilakukan dengan penuh ketelitian. Untuk mendukung proses itu, Vale mengoperasikan sekitar 126 sediment pond aktif. Kolam-kolam ini memainkan peran penting dalam membantu mengendapkan partikel alami tanah Sorowako, memberikan tahap awal pengendalian sebelum air bergerak menuju fasilitas lanjutan.
Beberapa catchment memiliki aliran yang lebih besar dan dinamis. Untuk wilayah seperti itu, Vale mengimplementasikan Lamella Gravity Settler (LGS) sebagai fasilitas unggulan. LGS hadir sebagai solusi yang memberikan pengendalian lebih presisi, terutama pada area dengan intensitas aliran tinggi dan kondisi lingkungan yang lebih kompleks.

LGS: Fasilitas yang Menyelaraskan Teknologi dan Alam
LGS bekerja sebagai rangkaian sistem yang terintegrasi. Air memasuki fasilitas melalui empat pintu otomatis—A, B, C, dan D—yang membuka sesuai kebutuhan debit, dari 1.000 hingga 4.000 liter per jam. Pintu-pintu itu memberi ritme bagi aliran yang masuk setiap saat. “Yang masuk di sini 4.000 liter per jam. Nonstop,” ungkap Arris.
Setelah melewati pintu masuk ini, air menerima penambahan ferosulfat, bahan yang berfungsi menjaga keseimbangan mineral melalui proses reduksi. Sistem dosing pump bekerja otomatis, memastikan setiap unsur mendapatkan perlakuan yang tepat dan terukur.
Air kemudian memasuki ruang flokulasi, bergerak turun sembilan meter lalu naik kembali. Gerakan ini membentuk hubungan antarpartikel yang memungkinkan mereka bergabung menjadi flok. “Airnya masuk, turun sembilan meter, naik lagi. Itu untuk membentuk flok,” tambahnya.
Saat memasuki ruang lamella, air melewati lapisan-lapisan miring yang tersusun rapi. Di tempat inilah kejernihan mulai terlihat nyata. Air bergerak naik dengan bening, sementara sedimen turun secara teratur. Operator sering menunjukkan perbedaan air sebelum dan sesudah melewati lamella, memperlihatkan efektivitas proses yang berjalan di dalamnya.
Di bagian bawah, terdapat empat kompartemen tempat sedimen berkumpul. Untuk memastikan seluruhnya terkelola dengan baik, Vale memasang monorail yang memudahkan pemindahan pompa slurry dari satu titik ke titik lainnya. “Sekarang bisa kita geser, jadi sedimen terambil semua,” jelas sambungnya.
Setelah melewati seluruh tahap ini, air mengalir menuju kolam akhir (LK). Dari sini, air kembali ke alam, membawa serta hasil dari proses pengolahan yang konsisten dilakukan. Aliran tersebut menghimpun air dari area mining, screening station 8 dan 11, serta disposal secara terpadu, memberikan aliran yang bersih dan terkelola.
Menyambut Dinamika Cuaca dan Membangun Infrastruktur yang Bijak
Sorowako dikenal dengan curah hujannya yang melimpah. Kondisi ini memberikan peluang bagi sistem pengelolaan air untuk bekerja optimal di berbagai skenario cuaca. Untuk menjaga stabilitas fasilitas saat intensitas hujan meningkat, Vale menyediakan reservoir yang membantu menyeimbangkan aliran. “Curah hujan tinggi itu tantangan,” papar Arris.
Pembangunan LGS merupakan investasi strategis senilai USD 1,5–2 juta. Setiap pembangunan dilakukan berdasarkan pertimbangan matang: kajian hidrologi, kebutuhan jangka panjang, karakteristik catchment, dan perhitungan cost-benefit.
“Kalau ternyata pond yang ada masih cukup, kita tidak bangun LGS baru. Harus dihitung dulu memang worth it atau tidak,” jelasnya.

Air yang Dikembalikan dengan Keyakinan Kualitas
Di tahap terakhir, air melewati compliance point, titik tempat kualitasnya diuji untuk memastikan parameter seperti TSS, pH, Cr⁶⁺, Cr³⁺, Fe, Ni, dan Mg berada dalam standar aman. Laboratorium melakukan pengujian setiap 24 jam, sementara operator memantau kondisi air setiap dua hingga tiga jam. “Air dari sini harus aman,” ujar Arris menegaskan pentingnya keselarasan kualitas.
Sedimen dari proses pengolahan dikelola di disposal khusus. Di sana, sedimen dibiarkan menguat, kemudian direklamasi dan ditanami kembali. “Kita tidak ada area yang digunakan sia-sia, semuanya saling bertanggung jawab,” ungkapnya.
Pada akhirnya, seluruh rangkaian proses ini mengarah pada satu tujuan: mengembalikan air yang jernih dan berkualitas ke Danau Matano, selaras dengan keasrian lingkungan Sorowako. Dengan penuh keyakinan, Arris menutup, “Kita di sini memastikan air limpasan tidak berbahaya. Itu fokus utama," tandasnya.
Direktur Utama PT Vale Indonesia Tbk, Bernardus Irmanto, menegaskan bahwa pengelolaan air merupakan salah satu aspek paling krusial dalam operasional pertambangan perseroan. Beroperasi di kawasan yang berdekatan dengan tiga danau besarMatano, Towuti, dan Mahalona, Vale memiliki tanggung jawab lingkungan yang tinggi, terlebih Danau Matano tercatat sebagai salah satu danau terdalam di dunia.
Bernardus menyampaikan bahwa air memegang peranan strategis dalam rantai operasional Vale, bukan hanya sebagai penerima aliran air yang telah melalui proses pengolahan, tetapi juga sebagai sumber pasokan bagi pembangkit listrik tenaga air yang menopang energi operasional perusahaan.
“Air bagi kami adalah ‘napas’ operasi. Jika kualitas air terganggu, misalnya akibat peningkatan TSS, maka sistem pembangkit listrik akan terdampak langsung. Karena itu, menjaga kualitas air adalah mandat utama,” ujarnya di IISF 2025.

Komitmen lingkungan Vale mendapat pengakuan dari Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, yang menilai perusahaan telah menunjukkan standar pengelolaan yang melampaui praktik umum industri pertambangan.
“Saya melihat betapa besarnya investasi lingkungan yang dilakukan tanpa mengurangi komitmen produksi. Penilaian ini didasarkan pada dokumen dan kunjungan langsung saya ke Sorowako,” ujarnya dalam MINDialogue di Jakarta, Jumat (29/8/2025).
Apresiasi serupa juga disampaikan oleh Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya, yang menilai praktik Vale dapat dijadikan benchmark nasional. “Vale merupakan salah satu perusahaan dengan pengelolaan lingkungan terbaik. Kinerja sosial mereka kuat, tata kelola pertambangan juga sangat baik. Ini layak menjadi contoh bagi industri,” ujarnya dalam gelaran Minerba Convex 2025 di Jakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement