Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Asia Menguat, Investor Saham Tunggu Manuver Dovish The Fed

Bursa Asia Menguat, Investor Saham Tunggu Manuver Dovish The Fed Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mayoritas Bursa Asia menguat pada perdagangan di Kamis (27/11). Investor saham optimistis menyusul semakin kuatnya ekspektasi bahwa suku bunga akan kembali dipangkas oleh Federal Reserve (The Fed).

Dilansir Jumat (28/11), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa Jepang mencatatkan kenaikan tajam dalam perdagangan kali ini:

  • Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,07% ke 25.945,93
  • CSI 300 (China): Turun 0,05% ke 4.515,40
  • Shanghai Composite (China): Naik 0,29% ke 3.875,26
  • Nikkei 225 (Jepang): Naik 1,23% ke 50.167,10
  • Topix (Jepang): Naik 0,39% ke 3.368,57
  • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,66% ke 3.986,91
  • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,31% ke 880,06

The Fed diproyeksi akan memangkas suku bunga dalam pertemuan mereka di 10 Desember. Dorongan ini mendongkrak selera risiko (risk-on) dalam pasar regional.

Di Jepang, pemerintah dilaporkan berencana menerbitkan obligasi baru senilai ¥11 triliun. Hal tersebut dilakukan guna mendanai paket stimulus ekonomi dan memperkuat optimisme terhadap pasar saham, khususnya perusahaan teknologi seperti SoftBank Group dan Kioxia Holdings.

Di China, pasar saham mencatat pertumbuhan laba korporasi yang relatif lesu: perusahaan industri besar melaporkan kenaikan laba sepuluh bulan pertama tahun ini secara tahunan hanya 1,9%.

Di Korea Selatan, Bank of Korea (BOK) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada 2,50%. Hal tersebut menjadi keputusan yang menjadi penanda kemungkinan akhir siklus pemangkasan suku bunga.

Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah 0,65% ke Level 8.545, Saham JAWA Paling Boncos

Secara keseluruhan, pasar saham tampak didorong oleh harapan bahwa pemangkasan suku bunga akan memperkuat likuiditas global dan memacu aliran investasi ke aset berisiko, meskipun kondisi domestik tiap negara menambah unsur ketidakpastian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: