- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Petrosea (PTRO) Pastikan Kesiapan Dana untuk Pelunasan Obligasi dan Sukuk Jatuh Tempo
Kredit Foto: Petrosea
PT Petrosea Tbk (PTRO) memastikan kesiapan dana untuk memenuhi kewajiban pelunasan instrumen utangnya yang akan jatuh tempo pada 20 Desember 2025. Dalam hal ini, Pokok dan Bunga Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 Seri A, sekaligus dana pelunasan Pokok dan Imbalan Ijarah untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 Seri A.
"Sesuai ketentuan pada poin IV.2.11 Peraturan I-E, dengan ini kami sampaikan bahwa Perseroan telah menyediakan dana untuk pelunasan pokok dan bunga Obligasi Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 Seri A sebesar Rp47.000.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 6,50% dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 Seri A sebesar Rp33.000.000.000 dengan imbal ijarah Rp2.145.000.000," kata Sekretaris Perusahaan PTRO, Anto Broto.
Baca Juga: Petrosea (PTRO) Resmi Caplok 60% Saham Perusahaan Singapura Scan-Bilt
Ia menjelaskan bahwa dana tersebut akan disetorkan kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) paling lambat pada 19 Desember 2025 pukul 14.00 WIB. Selanjutnya, KSEI akan mendistribusikan pembayaran kepada para pemegang obligasi dan sukuk pada tanggal jatuh tempo, yakni 20 Desember 2025.
"Dengan akan dilunasinya pokok dan bunga dari Obligasi Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 Seri A serta pelunasan pokok dan imbalan ijarah dari Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 Seri A, maka seluruh kewajiban Perseroan terkait Obligasi dan Sukuk Ijarah Seri A tersebut telah terpenuhi dan berakhir," tutupnya.
Baca Juga: Anak Usaha PTRO Amankan Kontrak Baru dari Petronas, Nilainya Rp156 Miliar
Sebagai informasi, PTRO resmi mencatatkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 di Bursa Efek Indonesia pada 16 Desember 2024. Total penerbitan mencapai Rp1,5 triliun, terbagi dalam empat seri dengan tenor 367 hari, 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun.
Adapun rinciannya terdiri dari Obligasi Keberlanjutan dengan pokok Rp1 triliun, serta Sukuk Ijarah Berkelanjutan dengan sisa imbalan ijarah Rp500 miliar. Keduanya merupakan bagian dari program penawaran umum lebih besar dengan nilai total Rp2 triliun untuk obligasi dan Rp1 triliun untuk sukuk.
Seluruh dana hasil penerbitan, setelah dikurangi biaya emisi, dialokasikan sepenuhnya untuk modal kerja. Sekitar 40% diarahkan untuk pembelian material dan jasa non-afiliasi, disusul 27% untuk biaya operasional alat berat dan peralatan. Kemudian, sekitar 25% akan digunakan untuk kebutuhan biaya kerja, sementara sisanya dialokasikan untuk beban operasional lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement