Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahlil Ungkap Devisa Rp500 T Lenyap Tiap Tahun buat Impor Energi

Bahlil Ungkap Devisa Rp500 T Lenyap Tiap Tahun buat Impor Energi Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Indonesia kehilangan devisa hingga lebih dari Rp500 triliun setiap tahun akibat ketergantungan pada impor energi, mulai dari minyak mentah (crude), Bahan Bakar Minyak (BBM), hingga Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Bahlil menegaskan, jika anggaran jumbo tersebut bisa ditahan di dalam negeri dengan menekan impor, hal itu dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan.

"Total impor kita per tahun antara LPG, crude, maupun BBM jadi kurang lebih sekitar Rp500 triliun per tahun devisa kita keluar. Kalau kita tahan tidak impor, itu dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi kita minimal nambah 2-3 persen," ujar Bahlil dalam Big 40 Conference 2025 di Jakarta, Senin (8/12/2025).

Baca Juga: Permudah Masyarakat Akses BBM, Bahlil Bebaskan Penggunaan Barcode

Menurut Bahlil, kemandirian energi merupakan instrumen krusial. Jika Indonesia mampu menyetop impor BBM, devisa yang tersimpan dapat diputar kembali di dalam negeri sebagai alat ungkit ekonomi.

Berdasarkan data Kementerian ESDM sepanjang 2024, produksi minyak nasional tercatat sebanyak 212 juta barel. Angka ini masih jauh di bawah volume impor yang menembus 313 juta barel, dengan rincian 112 juta barel minyak mentah dan 201 juta barel BBM.

Sementara itu, total konsumsi BBM nasional mencapai 532 juta barel. Sektor transportasi menjadi penyedot terbesar dengan 276,64 juta barel, disusul industri 180,88 juta barel, ketenagalistrikan 42,56 juta barel, dan aviasi 31,92 juta barel.

Kondisi serupa terjadi pada komoditas LPG. Produksi dalam negeri hanya mampu menyentuh 1,97 juta metrik ton (MT), padahal kebutuhan per tahun mencapai 8,9 juta MT. Akibatnya, Indonesia terpaksa mengimpor sekitar 6,9 juta MT LPG setiap tahunnya.

Baca Juga: Shell Resmi Beli BBM dari Pertamina Patra Niaga 100 Ribu Barel

Andalkan Kilang Balikpapan

Guna menekan tingginya angka impor tersebut, pemerintah tengah mempercepat penyelesaian proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyatakan proyek ini diproyeksikan segera beroperasi dengan kapasitas 360 ribu barel per hari. Kilang ini diharapkan mampu memenuhi sekitar 22-25 persen kebutuhan BBM nasional.

Yuliot menyebut fasilitas tersebut, termasuk infrastruktur penyimpanan (oil storage) berkapasitas 2 juta barel, telah siap dan dijadwalkan akan diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada Desember 2025 ini.

Baca Juga: Jelang Nataru, Kilang Pertamina Internasional Siaga Penuhi Kebutuhan BBM

"Kunjungan kita kali ini untuk melihat kesiapan produksi Kilang Balikpapan yang direncanakan akan diresmikan oleh Bapak Presiden. Peresmian fasilitas oleh Bapak Presiden akan kami usulkan berdasarkan kesiapan yang ada di lapangan," jelas Yuliot, Kamis (20/11/2025).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: