Kredit Foto: KEEN
Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat mendorong pemerintah dan pelaku industri mempercepat transisi menuju energi berkelanjutan. Upaya tersebut kembali ditegaskan dalam Tempo Energi Day (TED) 2025, sebagai forum lintas sektor untuk memperkuat komitmen nasional dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT).
Direktur Utama Tempo Media Group Arif Zulkifli mengatakan tema TED 2025, Energi untuk Pertahanan dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan, dirancang untuk merespons kebutuhan energi yang kian besar sekaligus menekan emisi.
“Transisi energi bukan hanya soal mengganti sumber energi, ini adalah kesempatan untuk membangun ekonomi hijau yang kuat, menciptakan lapangan kerja baru, dan memastikan pertumbuhan ekonomi kita terus berkelanjutan,” ujarnya.
Baca Juga: Ketahanan Energi dan Peran Generasi Muda Jadi Fokus Rembuk Energi & Hilirisasi 2025
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menekankan bahwa Indonesia mengambil pendekatan bertahap dalam pengurangan energi fosil. “Indonesia mengambil satu keputusan yang menurut saya cukup bijaksana. Di Dewan Energi Nasional, kita mengambil satu kesimpulan bahwa kita tidak phasing out fossil tapi kita phase down fossil. Kami mengurangi penggunaan fosil sambil tetap memastikan penurunan emisi karbon terpenuhi,” katanya.
Dua diskusi digelar dalam TED 2025: Energi sebagai Aset Daerah dan Urgensi Komitmen Transisi Energi dan Kolaborasi Pembiayaan Hijau. Dalam sesi pertama, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Kemendagri Edison Siagian menjelaskan bahwa pengelolaan energi dan sumber daya mineral menjadi kewenangan pemerintah pusat dan provinsi. Namun daerah tetap dapat memanfaatkan kegiatan industri energi sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Pemerintah daerah bisa memanfaatkan industri energi di daerahnya dari retribusi, pajak dan lain sebagainya sebagai PAD,” ujarnya.
EVP CES PLN Pusat Wahyu Ahadi Rouzi mengatakan PLN memetakan potensi energi daerah melalui RUPTL yang disinkronkan dengan RUKN dan RUKD. “Di daerah seperti kabupaten, kota atau provinsi itu sudah mengatur bagaimana rencana usaha ketenagalistrikan di daerahnya. Disitulah peran PLN memetakan potensi yang ada yang disinkronisasikan,” ucapnya.
Bupati Trenggalek Muhammad Arifin menegaskan komitmen daerah dalam mitigasi perubahan iklim. “Maka di Kabupaten Trenggalek kita menargetkan 2045 Kabupaten Trenggalek Net Zero Carbon. Itu sudah disetujui oleh Kemendagri,” katanya.
Direktur Kolaborasi Internasional INDEF Imaduddin Abdullah menilai hilirisasi dan energi hijau menjadi kunci penguatan ekonomi daerah. Senada, Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin Apit Pria Nugraha menegaskan transformasi menuju industri hijau merupakan kebutuhan. “Dengan meningkatkan keberlanjutan, akan meningkatkan daya saing. Jadi transformasi ke industri hijau itu bukanlah beban,” ujarnya.
Dari sisi pasar modal, Lead Analyst Indices and ESG Business Development BEI Kinanti Marta Nuraida mengimbau investor untuk menggerakkan pasar lewat investasi berkelanjutan. “Sehingga bisa lebih mengakselerasi transisi menuju rendah karbon untuk perusahaan di Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Bahlil Ungkap Devisa Rp500 T Lenyap Tiap Tahun buat Impor Energi
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Azis Syamsuddin menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi faktor penting memperkuat ekosistem ekonomi hijau nasional.
TED 2025 juga memberikan penghargaan Green Corporate Movement: Certificate of Recognition for Energy Transition kepada perusahaan yang dinilai berkontribusi signifikan dalam penurunan emisi dan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). GM Pusat Data Analis Tempo, Khaerul Anam, mengatakan penilaian dilakukan berbasis data dan metodologi transparan. “Sehingga penghargaan diberikan karena bukti dan dampak, bukan karena popularitas,” ujarnya.
Penghargaan dibagi menjadi dua kategori: energi dan non-energi. Di sektor energi, penerimanya adalah PT Bukit Asam Tbk, PT Trimegah Bangun Persada Tbk, PT PLN (Persero), PT Barito Pacific Tbk, dan PT Pertamina (Persero). Adapun di sektor non-energi, penerima penghargaan mencakup PT Nestle Indonesia, Danone Indonesia, BYD Motor Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Hyundai Motor Indonesia, dan Sinar Mas Land.
Khaerul berharap apresiasi tersebut mendorong lebih banyak perusahaan mempercepat langkah transisi energi. Upaya itu dinilai penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional, menciptakan peluang kerja hijau, dan mendukung target penurunan emisi jangka panjang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement