WE Online, Jakarta - Pencarian India selama hampir satu dekade untuk memperoleh jet tempur baru mungkin akan terwujud dalam waktu sebulan lagi.
Dalam pertemuan di New Delhi, Senin (25/1/2016), Perdana Menteri Narendra Modi dan Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan penandatanganan kesepakatan antar-pemerintah terkait pembelian 36 pesawat tempur Dassault Aviation SA Rafale.
Pihak Dassault mengatakan "secara aktif mendukung otoritas Perancis dalam upaya mereka untuk menyelesaikan perjanjian dalam empat minggu ke depan." Demikian dikutip dari laman Bloomberg di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Negosiasi in telah mengalami penundaan berulang sejak India memilih perusahaan yang berbasis di Paris pada tahun 2012 untuk membangun 126 pesawat tempur dengan perkiraan biaya dari sekitar US$ 11 miliar -- kesepakatan jet tempur terbesar di dunia pada saat itu.
Sebagaimana pembicaraan terhenti atas harga dan kualitas jaminan, PM Modi terbang ke Prancis pada April lalu dan berusaha untuk langsung membeli 36 jet tempur dari pemerintah Prancis dalam upaya untuk mempercepat pekerjaan.
Saham Dassault naik 4,3 persen di Paris pada hari Senin, menambah runtutan terpanjang keuntungan sejak pertengahan Desember. Saham menyentuh 1,113.75 euro.
Pertama kalinya India diberi tawaran untuk jet tempur baru pada tahun 2007. Sekitar sepertiga dari armada udara negara itu berusia lebih dari 40 tahun dan akan pensiun dalam dekade berikutnya, memaksa Modi dengan cepat memperoleh pesawat tempur baru untuk mengimbangi tetangganya, China dan Pakistan.
India dan Prancis telah memutuskan apa saja peralatan, sistem, dan senjata yang akan masuk ke jet. Kedua belah pihak telah menyepakati perjanjian non-finansial yang sangat besar ini, kata Menteri Luar Negeri India S Jaishankar wartawan, Senin.
"Ada kemajuan yang cukup besar dalam negosiasi ini sejak tahun lalu," katanya, dan menyebut bahwa pembelian pesawat ini adalah "isu yang penting namun agak rumit."
Biaya pembelian 36 jet ini diperkirakan akan melebihi 600 miliar rupee (US$ 9 miliar), Economic Times melaporkan awal bulan ini. Harga akhir akan tergantung pada paket layanan jet, katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement