WE Online, Jakarta - Banyaknya bank berkapitalisasi kecil membuat suku bunga kredit perbankan sulit diturunkan. Kondisi tersebut membuat target single digit yang ditetapkan pemerintah hingga akhir tahun ini bakal sulit tercapai.
Demikian dikatakan pengamat ekonomi Tony Prasetiantono saat ditemui di Gedung BI, Jakarta, kemarin. Menurutnya, target single digit suku bunga perbankan hingga akhir 2015 ini tidak masuk akal. Masalahnya, ada pada struktur pasar di mana industri perbankan nasional dipenuhi bank kelompok modal inti kecil.
"Ini tidak masuk akal karena nanti mereka (bank kecil) rebutan likuiditas, funding sehingga otomatis bunganya tinggi," ujar Tony.
Dia memperkirakan, jumlah bank yang ada di Indonesia saat ini sebanyak 119 bank. Sekitar 100 diantaranya merupakan bank dengan Kelompok BUKU I dengan modal inti kurang dari Rp1 triliun dan BUKU II dengan modal inti antara Rp1 triliun hingga di bawah Rp5 triliun. Sementara sisanya adalah kelompok bank dengan modal inti besar.
"Di Thailand saja 37 (bank), Malaysia 8, Singapura 3. Jadi harus disimpelkan, sedikitkan jumlahnya sehingga efisien. Jadi menurut saya penurunan suku bunga itu tidak seperti yang dibayangkan pemerintah," cetus dia.
Secara hitungan kasar Tony, jumlah bank kecil yang ada di Indonesia maksimal harus sekitar 50-70 untuk mengefisiensikan penyesuaian suku bunga. Ini memudahkan pemerintah mencapai single digit meski target tahun ini tidak akan tercapai.
"Butuh lama sebenarnya untuk sampai (bank kecil) jadi 50 itu karena API (Arsitektur Perbankan Indonesia) yang sudah lebih dari lima tahun pelaksanaannya susah karena terhambat pemilik bank yang tidak mau kehilangan kontrol lewat merger. Untuk single digit butuh beberapa tahun tidak mungkin langsung akhir tahun ini, tidak seperti itu. Kalau bisa 2-3 tahun itu bisa, sudah bagus," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement