Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sun Life Berikan Edukasi Asuransi Syariah untuk Masyarakat Aceh

Sun Life Berikan Edukasi Asuransi Syariah untuk Masyarakat Aceh Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Sun Life Financial Indonesia bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menggelar seminar edukatif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Aceh terhadap asuransi syariah. Seminar ini menghadirkan pembicara dari Sun Life, MES, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberikan pemahaman komprehensif tentang nilai-nilai utama dan manfaat ekonomi dan asuransi syariah.

Chief Agency Officer Syariah Sun Life Financial Indonesia Norman Nugraha mengatakan tujuan kerja sama Sun Life dengan MES adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perencanaan finansial syariah. Selain untuk meningkatkan pangsa pasar asuransi syariah khususnya di Aceh, kerja sama ini juga dimaksudkan untuk membuka wawasan baru mengenai besarnya peluang bisnis yang ditawarkan oleh asuransi syariah.

"Sun Life percaya bahwa asuransi syariah dengan nilai-nilai keutamaannya menawarkan manfaat yang besar bagi masyarakat luas tanpa memandang latar belakang sosial dan kepercayaan yang dianut. Kami yakin nilai-nilai bisnis yang ditawarkan seperti adil, transparan, dan universal, akan diterima dengan baik oleh masyarakat di manapun, termasuk di Aceh, yang memegang teguh nilai- nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (28/2/2017).

Norman mengatakan pentingnya sosialisasi dan edukasi yang berkelanjutan mengenai asuransi syariah menjadikan Sun Life terus memperkuat komitmen untuk mendorong pertumbuhan sektor ini. Komitmen ini diwujudkan dengan mengenalkan positioning baru agensi syariah Sun Life sebagai modern syariah insurance expert (MSIE) yang menjadikan pembeda dari keagenan asuransi syariah lain di pasarnya.

"Keunggulan utama agen asuransi syariah Sun Life adalah terlatih secara profesional dan memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas. Didukung program pelatihan yang lengkap dan berkelanjutan serta besarnya potensi pasar di Aceh, kami berharap dapat merekrut lebih banyak agen MSIE dari daerah ini yang akan membantu menyebarkan manfaat asuransi syariah ke masyarakat lebih luas lagi," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Aceh di tahun 2015, jumlah penduduk usia produktif di Aceh mencapai lebih dari 2,1 juta jiwa dan menjadikan Aceh sebagai pasar yang menjanjikan dan berpotensi menciptakan peluang bisnis asuransi syariah bagi masyarakat di provinsi ini.

Pada kesempatan yang sama, Direktorat Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muhammad Amin mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi masih rendahnya pangsa pasar asuransi syariah adalah rendahnya tingkat literasi dan keyakinan masyarakat terhadap lembaga jasa keuangan.

"Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2016 menunjukkan masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat literasi baik terhadap industri asuransi relatif rendah, terutama terhadap asuransi syariah. Indeks literasi asuransi hanya mencapai 15,76%, turun dari survei tahun 2013 yaitu 17,84%. Sementara itu, tingkat utilitas mencapai 12,08%, tidak berubah jauh dari survei 2013 di angka 11,81%. Artinya, dari 100 orang Indonesia hanya 15 sampai 16 orang yang mengenal lembaga jasa keuangan asuransi dan hanya 12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi," ujar Muhammad Amin.

Senada dengan pernyataan OJK, Pengurus Pusat MES yang juga merupakan pakar asuransi syariah Ah Azharuddin Lathif mengaku optimistis sektor asuransi syariah dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan di kisaran 15%-20% pada 2017. MES yakin Aceh sebagai satu-satunya provinsi yang menerapkan syariat Islam di Indonesia dapat menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah nasional.

Hal ini juga didukung prinsip dari asuransi syariah yang sejalan dengan prinsip syariat Islam. Perkembangan industri asuransi syariah selama kurun waktu 2015-2016 terbilang signifikan di tengah perlambatan ekonomi. Per Oktober 2016 aset asuransi syariah tumbuh menjadi Rp33,41 triliun atau naik 36% dari periode yang sama di 2015 yang tercatat sebesar Rp24,63 triliun.

Jumlah kontribusi bruto per Oktober 2016 sebesar Rp9,89 triliun, atau naik 15% dari periode yang sama di 2015 sebesar Rp8,57 triliun. Dari sisi aset, pangsa pasar asuransi syariah masih sekitar 5% dari total aset industri asuransi konvensional yang mencapai Rp917,36 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: