Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        ACT Akan Bangun 1.000 Shelter untuk Rohingya

        ACT Akan Bangun 1.000 Shelter untuk Rohingya Kredit Foto: Ning Rahayu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pembangunan 1.000 shelter atau hunian sementara (Integrated Community Shelter) menjadi tahap awal untuk mewujudkan program empowering Aksi Cepat Tanggap (ACT), yaitu membangun kembali kehidupan para pengungsi Rohingya di Bangladesh.?

        Presiden ACT, Ahyudin menjelaskan bahwa bantuan berupa pembangunan shelter untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh merupakan salah satu upaya dalam membangun kembali kehidupan masyarakat Rohingya agar dapat kembali normal. Ahyudin juga mengatakan bahwa shelter yang akan dibangun merupakan hunian nyaman permanen untuk jangka panjang.

        "Jangan kita membuat shelter atau rumah nyaman untuk pengungsi hanya untuk setahunan. Tidak. Bahkan kita membuat rumah nyaman layaknya rumah kita. Kami sudah siapkan dana Rp25 miliar, sudah di tangan kami, dan hari ini kita sedang terus melakukan meetung di Bangladesh," ungkap Ahyudin dalam konferensi pers yang digelar ACT di Jakarta, Rabu (27/9/2017).

        Ia juga menjelaskan, pembangunan 1.000 shelter tersebut akan sepenuhnya menggunakan kontraktor lokal, sebanyak 10 kontraktor. Hal ini dikarenakan 10.00 shelter tersebut akan dibangun di 10 kamp, dan masing-masing kamp akan di bangun 100 shelter.?

        Menurut Direktur Global Humanity Response ACT Bambang Triyono, 1.000 hunian tersebut akan dibangun menyerupai sebuah kompleks. Kompleks ini akan terdiri dari 10 blok pengungsian.?

        ?Jadi, setiap blok nantinya terdiri dari 100 unit shelter. Masing-masing blok juga akan memiliki masjid dan madrasah yang akan memfasilitasi pengungsi untuk beribadah dan belajar (untuk anak-anak pengungsij,? papar Bambang.?

        Tidak hanya itu, sekitar 500 unit hunian sementara akan diprioritaskan untuk para anak yatim dan piatu yang telah kehilangan orang tua mereka ketika mencoba mengungsi ke Bangladesh. Kompleks hunian sementara tersebut rencananya mulai dibangun pada Oktober nanti. Proses pembangunannya sendiri diperkirakan memakan waktu selama tiga bulan (Oktober-Desember 2017).?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ning Rahayu
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: