Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        700 Karyawan Standard Chartered Rayakan Hari Penglihatan Sedunia

        700 Karyawan Standard Chartered Rayakan Hari Penglihatan Sedunia Kredit Foto: Ning Rahayu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bertepatan dengan Hari Penglihatan Sedunia 2017, Standard Chartered Bank (Bank) kembali mempertegas komitmen untuk berkontribusi secara positif kepada masyarakat melalui program Seeing is Believing.

        Setelah melakukan serangkaian kegiatan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (15/10/2017), di Menara Standard Chartered, Jakarta, sebagai puncak acara dan melibatkan sekitar 700 karyawan bank turun langsung untuk bekerja sukarela meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mata untuk mendorong kualitas hidup yang lebih baik.

        Acara ini diresmikan secara langsung oleh Chief Executive Officer Standard Chartered Rino Donosepoetro bersama seluruh jajaran country management team (CMT).

        Berbagai inisiatif dilakukan dalam puncak perayaan Hari Penglihatan Sedunia 2017 mulai dari jalan sehat (fun walk) dengan membawa atribut berupa pesan pencegahan kebutaan, pengetikan buku braille, dan kegiatan edukasi literasi keuangan bagi para penderita gangguan mata.

        Selain itu, bank juga meluncurkan konten audio dan video animasi literasi keuangan yang dapat menjadi alat edukasi literasi keuangan bagi mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan dan umum.

        Rino menjelaskan bahwa melalui program seeing is believing yang telah dilakukan sejak 2003 pihaknya ingin menjadi bagian dari solusi jangka panjang bagi pencegahan kebutaan dan gangguan penglihatan di Indonesia.

        "Inilah komitmen kami untuk masyarakat lndonesia dan mendukung program pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," jelasnya dalam acara tersebut.

        Secara global, diperkirakan terdapat 285 juta orang (4,24%) mengalami gangguan penglihatan, 39 juta (0,58%) mengalami kebutaan, dan 246 juta (3,65%) mengalami low vision. Indonesia menempati urutan ketiga dalam daftar negara dengan tingkat kebutaan tertinggi di dunia mencapai 1,5% lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.

        Di Indonesia, dari total 3,75 juta penyandang tunanetra, rata-rata hidup prasejahtera lantaran minimnya akses pendidikan. 40 persen dari 3.75 juta penyandang tunanetra adalah anak-anak usia sekolah dan rata-rata telah putus sekolah, atau sama sekali tidak mengenyam pendidikan lantaran keterbatasan akses.?

        Program Seeing is Believing merupakan inisiatif global Standard Chartered Bank untuk mencegah kebutaan di komunitas-komunitas di mana bank beroperasi. Program yang telah berhasil mengumpulkan dana sebesar US$95 juta dan menyentuh sedikitnya 150,3 juta penerima bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kebutaan dan cacat penglihatan. Targetnya program ini dapat mencapai dana US$100 juta pada tahun 2020.?

        Di Indonesia sendiri, sejak tahun 2003 program Seeing ls Believing telah mendanai lebih dari US$9 juta untuk program perawatan kesehatan mata bagi masyarakat, mulai darl anak sampal dengan orang dewasa.

        Lebih dari dua juta orang telah mendapatkan vitamin A, lebih dari enam juta orang memperoleh layanan kesehatan mata, serta kampanye peningkatan kesadaran dan pendidikan kesehatan serta 138.000 operasi katarak dan operasi mata lainnya telah dilakukan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ning Rahayu
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: