PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) membagikan literatur edukatif Alam dan Bunga edisi pertama dan kedua sebanyak 100 buah kepada 25 rumah baca di Riau, Yogyakarta, Aceh, Papua, dan Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan Pustaka Bergerak Indonesia (PBI) Wilayah Riau yang diwakili oleh Triyono.
Literatur Alam dan Bunga ini merupakan komik edukatif dalam mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, khususnya kebakaran hutan dan lahan. Berikut ini adalah salah satu pesan yang disampaikan dari salah satu pegiat literasi di Jawa Barat.
Mas Triyono atau yang akrab disapa Mas Tri merupakan sosok yang pertama kali memperkenalkan frasa bergerak tanpa batas di zona ikhlas. Frasa yang mendorong kita untuk dinamis di tengah keragaman lingkungan sekitar yang sangat kaya. Mas Tri yang selalu mengingatkan saya untuk selalu berpikir positif, tak kalah inspiratif dibanding buku Chicken Soup for the Soul: Kekuatan Berpikir Positif.
Demikian ketika kita berhadapan dengan isu kabut asap. Isu yang beberapa waktu lalu menimbulkan polemik hingga ke Negeri Jiran. Saling lempar penyebab, mulai dari pembakaran lahan oleh oknum masyarakat sampai dengan oleh oknum korporasi sebagai pelaku.
Kembali Mas Tri hadir dengan energi positif yang terpancar dari jiwanya, energi positif kali ini berwujud komik edukatif berjudul Alam dan Bunga, Relawan Muda Lingkungan Hidup: Bebas Asap Itu Keren! Session 1 dan 2. Bagaimana tidak positif jika karya ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara korporasi dengan masyarakat dalam menanggulangi kabut asap.
Komik edukatif ini merupakan karya yang sangat padat akan pesan. Pesan yang sejatinya hendak ditanamkan sedari dini yang dalam hal ini diwakili oleh Alam dan Bunga sebagai sosok relawan muda lingkungan hidup. Kesadaran tersebut bisa tumbuh apabila sosialisasi yang dilakukan menyentuh kecerdasan, karakter, dan integritas seseorang. Sosialisasi inilah yang dilakukan RAPP melalui jalan literasi (baca: penerbitan komik edukatif Alam dan Bunga).
Kepedulian RAPP sebagai korporasi terhadap kelestarian alam tidak diragukan lagi. Komitmen tersebut dapat terlihat melalui penyelenggaraan program Desa Bebas Api. Apresiasi kepada masyarakat desa yang dapat menanggulangi kebakaran hutan diberikan dalam bentuk pembangunan infrastruktur sesuai permintaan desa yang bersangkutan. Namun demikian, keberhasilan program tersebut juga akan semakin terjaga manakala kesadaran akan upaya pelestarian alam terus dilakukan.
Komik edukatif Alam dan Bunga ini memuat fenomena kabut asap yang disebabkan oleh pembukaan lahan dengan cara membakar hutan. Hal itu berdampak pada terganggunya aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Di situlah Alam dan Bunga tampil sebagai relawan muda. Mereka mengenalkan cara mengantisipasi efek dari kabut asap bagi kesehatan melalui penggunaan masker dan air purifier (penjernih udara). Di sini kita diberitahu mengenai berbagai jenis masker beserta kegunaannya. Tidak berhenti di sana saja, kita juga dibekali keterampilan mengenai cara membuat air purifier.
Sebenarnya yang dilakukan oleh Alam dan Bunga sebagai relawan muda lingkungan hidup adalah implementasi dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Setidaknya ada empat substansi yang dipaparkan dalam komik edukatif ini, yaitu (1) penyuluhan tentang dampak negatif dari pembakaran hutan untuk lahan; (2) kegiatan penghijauan di lingkungan sekitar (3) kegiatan kebersihan dan pemilahan sampah; serta (4) larangan dan sanksi bagi yang melanggar.
Peduli terhadap lingkungan akan berakibat pada terbentuknya konsep diri yang positif bagi kita. Konsep diri yang positif merupakan cikal-bakal tumbuhnya tanggung jawab kita terhadap pelestarian lingkungan.
Hal ini didasari oleh kesadaran bahwa kita merupakan bagian dari ekosistem alam semesta. Saya berharap Mas Tri dapat terus memberikan inspirasi seperti harapan saya kepada RAPP untuk selalu mendukung upaya pelestarian alam dan literasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: