Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kementan Lepas Ekspor 151,2 Ton Olahan Getah Pinus Asal Sulteng

        Kementan Lepas Ekspor 151,2 Ton Olahan Getah Pinus Asal Sulteng Kredit Foto: Yosi Winosa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas ekspor 151,2 ton olahan getah pinus berupa gum rosin asal Sulawesi Tengah senilai Rp2,7 miliar.

        "Karantina komoditas wajib periksa sesuai persyaratan mitra dagang, kami siap lakukan jaminan dan percepatan layanan," kata Ali Jamil, Kepala Barantan, saat melepas ekspor ini di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah (28/4).

        Getah pinus merupakan produk pertanian Sulteng yang diminati mancanegara selain produk pertanian unggulan ekspor lainnya seperti biji kakao, jagung, kayu eboni, kayu olahan, dan sarang burung walet. Pada umumnya getah pinus diolah untuk keperluan produk kesehatan dan industri seperti bahan pembuatan cat, plastik, dan lainnya.

        "Barantan sebagai trade fasilitator akan terus lakukan penguatan sistem perkarantinaan dan harmonisasi protokol karantina untuk membuka akses pasar produk pertanian," jelas Jamil.

        Koordinasi dengan pemda di seluruh lokasi Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian juga merupakan salah satu upaya guna menggali dan mendorong potensi ekspor di daerah. Banyak peluang emas produk pertanian yang harus dioptimalkan dengan kolaborasi pusat dan daerah. "Jika tidak peluang ini akan diambil negara produsen lain," tambahnya.

        Kepala Karantina Pertanian Palu, Ida Bagus Hary Soma Wijaya memaparkan data otomasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya, yakni komoditas unggulan Sulteng yang diekspor ke berbagai mancanegara pada 2018. Di antaranya kayu ebony, getah pinus, jagung, kakao, kayu olahan, kelapa bulat dan sarang burung walet. Negara tujuan ekspor rata-rata ke China, Jepang, Vietnam, Taiwan, Thailand, Pakistan, Malaysia, Filipina, Singapura, Perancis, dan Korea Selatan.?

        Soma juga menambahkan, pada 2018 ekspor getah pinus dilakukan sebanyak 62 kali dengan total volume sebesar 23.476,31 ton. Untuk biji kakao, ekspor dilakukan sebanyak tiga kali dengan total volume sebesar 4.705 ton, setara dengan Rp134 miliar.

        Baca Juga: Kementan Lakukan Deklarasi Dorong Ekspor Pertanian Asal Papua Barat

        Ia juga mencatat, pascabencana alam berupa tsunami, gempa, dan likuifaksi yang menimpa Sulteng di September 2018 lalu, kini kegiatan perekonomian mulai bergeliat kembali, ditandai dengan peningkatan tren ekspor produk pertanian yang tercatat di Karantina Pertanian Palu.

        Barantan juga menyiapkan program Ayo Galakkan Ekpor Produk Pertanian melalui Generasi Milenial Bangsa, Agro Gemilang. Selain itu, bimbingan teknis sanitary and phytosanitary (SPS) disiapkan petugas karantina pertanian agar produk pertanian yang diekspor dapat memenuhi persyaratan negara mitra dagang.

        Gubernur Sulteng, yang diwakili Kasat Pol PP, Nadir Lemba untuk melepas ekspor, dalam sambutannya mengapresiasi dukungan terhadap akselerasi ekspor yang dilakukan jajaran Kementan melalui Barantan.

        "Pertanian merupakan salah satu sektor yang potensial terhadap dampak perekonomian daerah, kita bersama wujudkan Palu Bangkit, Palu Kuat," tambahnya.

        Nadir Lemban berharap dengan dukungan pemerintah berupa penetapan Palu sebagai KEK serta fasilitas berupa tempat pengeluaran internasional baik bandara maupun pelabuhan, maka para pelaku usaha dapat terus lakukan terobosan dan inovasi sehingga produk unggulan dapat memberi nilai tambah bagi pelaku khususnya para petani.

        Pada kesempatan yang sama, Jamil menyosialisasikan aplikasi Kementan melalui Barantan, I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports), yang diluncurkan Menteri Pertanian di awal 2019. Aplikasi ini guna memudahkan pemda memantau potensi pertanian di daerahnya agar dapat lebih dikembangkan. Aplikasi berisi data potensi pertanian, update secara real time, termasuk keterangan asal daerah dan tujuan negara ekspor.

        Dalam waktu dekat, Jamil menginstruksikan jajarannya di Palu untuk mengadakan audiensi ke para pihak, termasuk Gubernur, untuk menyerahkan I-MACE agar dapat digunakan sebagai landasan kebijakan pembangunan pertanian di Sulteng.

        "Ini langkah konkrit untuk wujudkan cita-cita kita bersama, Indonesia? lumbung pangan dunia di 2045," pungkas Jamil.

        Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor 12 Ribu MT Produk Turunan Sawit Asal Pasangkayu

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Yosi Winosa
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: